REFORMASI MANAJEMEN MUTU TERPADU DI PERGURUAN
TINGGI
Desi Rahmawati[1]
Abstrak: Penulisan
ini bertujuan untuk melakukan refleksi tentang aplikasi TQM di perguruan tinggi. 2) meredesign fungsi BAN PT selaku pelaksana kendali mutu pendidikan. Metode yang digunakan adalah metode studi
pustaka. Dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa
kualitas layanan pelanggan tidak lagi hanya bermakna kesesuian dengan
spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh
pelanggan. Selain itu BAN PT harus
berani meredesign
lembaganya untuk
peningkatan mutu lembaga yang diakreditasi
dengan melihat kinerja yang sedang berjalan/perbaikan yang sedang dilakukan.
Abstract: This study aims to reflect on the application of TQM in higher
education. 2) redesign function BAN PT as the quality controls agencies. The method used is literatur review. From
this study it can be concluded that the quality of customer service is no
longer simply means conformity with certain specifications, but the quality is
determined by the customer. In addition BAN PT should dare redesign institute
to improve the quality of institutions that are accredited by looking at the
ongoing performance.
Keywords: Total Quality Management, Higher
Education.
PENDAHULUAN
Peringkat perguruan tinggi Indonesia dikancah
internasional belum kunjung menggembirakan. Berdasarkan Quacquarelli Symonds
(QS) University Rangkings Asia 2014 yang dipublikasikan pada pertengahan Mei
2014 menunjukkan tidak ada satu pun universitas di Indonesia yang mampu menembus
level 50 besar Asia. Universitas Indonesia berada pada posisi tertinggi (71),
disusul oleh Instutut Tekhnologi Bandung (125), Universitas Airlangga (127) dan
Universitas Gajah Mada (145) (Kompas, 23/05/2014).
Apabila melihat dari indikator penilaian yang digunakan
oleh QS, maka akan ditemukan indikator yang nyaris serupa dengan lembaga
perangking lainnya. Jika melihat indikator penilaian yang digunakan oleh Shanghai Jiatong Academic Rangking
of World University misalnya, maka akan ditemukan
beberapa indikator serupa yang menjadi penilaian, yaitu publikasi internasional dan jumlah
mahasiswa asing yang belajar. Shanghai
Jiatong Acadenic Rangking of World
University menggunakan publikasi ilmiah untuk masuk kedalam artikel Nature and Science sebagai salah satu
syarat utama dalam penilaian.
Terlepas dari metode dan indikator penilaian yang
digunakan oleh QS dan lembaga pemeringkat lainnya, hal ini membuktikan bahwa perguruan tinggi di Indonesia masih perlu mengejar ketertinggalan, salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah dengan mereformasi manajemen mutu terpadu di perguruan
tinggi.
Institusi disebut bermutu, dalam konsep TQM harus
memenuhi spesifikasi yang ditetapkan yaitu quality
in fact (mutu sesungguhnya) dan quality
in perception (mutu persepsi). Standar mutu produksi dan pelayanan diukur
dengan kriteria
sesua spesifikasi, cocok dengan pembuatan dan penggunaan, tanpa cacat (zero defect dan selalu baik sejak awal (rights first time and every time). Mutu
dalam persepsi diukur dari kepuasan pelanggan atau pengguna, meningkatnya
minat, harapan dan kepuasan pelanggan. Dalam penyelenggaraannya quality in fact merupakan profil lulusan
institusi pendidikan yang sesuai dengan kualifikasi tujuan pendidikan, yang
berbentuk standar kemampuan dasar berupa kulifikasi akademik minimal yang
dikuasai oleh peserta didik. Sedangkan quality
in perception pendidikan adalah kepuasan dan bertambahnya minat pelanggan
eksternal terhadap lulusan institusi pendidikan yang dalam hal ini perguruan tinggi.
Menurut Covey dalam Hardjosoedarmo (2002:34) bahwa Total
Quality Management (TQM) merupakan strategi organisasional menyeluruh yang
melibatkan semua jenjang pimpinan, staf pimpinan dan karyawan, setiap orang terlibat dalam
proses Total Quality Management Management (TQM) kata “total”
berarti keterlibatan semua elemen-elemen
oraganisasi dalam menjalankan tugas. Selanjutnya Gaspersz (2005:4) mengartikan ”Total” dalam Total
Quality Management Management (TQM) adalah semua komponen organisasi
terlibat berlangsung secara terus-
Sementara“ manajemen” didalam Total Quality Management (TQM), berarti
pengelolaan setiap orang yang berada di dalam organisasi, apapun status, posisi
atau perannya. Mereka semua adalah manajer dari tanggung jawab yang
dimilikinya.
Dalam manajemen kualitas,
pemimpin adalah orang yang melakukan hal-hal yang benar (people who do the right thing), sedangkan manajer adalah orang yang
melakukan sesuatu yang benar (people who
do thing right). Dengan demikian seorang manajer yang
melaksanakan kepemimpinan kualitas dalam manajemen kualitas berarti orang itu
melakukan sesuatu yang benar dengan cara-cara yang benar. Manajemen kualitas
membutuhkan keterampilan kepemimpinan dan manajemen, sehingga membutuhkan
kehadiran pemimpin dan manajer secara bersama dalam organisasi itu. Lihat
gambar di bawah ini gambar. Dinamika Perbaikan Manajemen
Kualitas dalam Konsep Deming PDSA.
![]() |
Gambar. 1. Dinamika Perbaikan
Manajemen Kualitas dalam Konsep Deming
Sumber
Data : Vincent Gaspersz, Total Quality
Management. p. 200
Hakekat Total Quality Management (TQM)
atau manajemen kualitas terpadu sebenarnya adalah filosofi dan
budaya (kerja) organisasi (phylosopy of management) yang berorentasi
pada kualitas. Tujuan (goal) yang akan dicapai dalam organisasi dengan
budaya Total Quality Management (TQM) adalah memenuhi
atau bahkan melebihi apa yang dibutuhkan (needs) dan yang diharapkan
atau diinginkan (desire) oleh pelanggan. Total Quality Management
(TQM), merupakan konsep yang kini sangat diminta dilingkungan bisnis dan
akademisi.
Pada dasarnya Total
Quality Management (TQM) itu bukanlah pembebanan ataupun
pemeriksaan. Tetapi, adalah lebih dari usaha untuk melakukan
sesuatu yang benar setiap waktu, dari pada melakukan pemeriksaan (cheking)
pada waktu tertentu ketika terjadi kesalahan.
Chang Zeph Yun, Yeong Wee yong dan Lawrence Loh (1998: 2) telah
mendefinisikan bahwa: Total Quality
Management (TQM), adalah pendekatan
manajemen sebuah organisasi, yang berpusat pada mutu, berdasarkan pada
partisipasi semua anggotanya dan bertujuan sukses jangka panjang melelui
keputusan pelanggan, serta keuntungan bagi anggota organisasi dan masyarakat.
Menurut Nasution
(2004: 27) Total Quality Management
(TQM) merupakan suatu sistem menejemen yang berfokus pada semua orang atau
tenaga kerja, bertujuan untuk terus-menerus meningkatkan nilai yang memberikan
bagi pelanggang dengan biaya penciptaan nilai yang lebih rendah daripada nilai
sesuatu produk, memerlukan komitmen semua komponen organisasi terhadap
perbaikanseluruh aspek menejemen organisasi.
Adapun yang
menyangkut unsur-unsur Total Quality Manajement (TQM) menurut
Joseph M. Juran dalam Creech
(1996:70) adalah
meliputi; a) kualitas menjadi bagian dari setiap agenda
manajemen atas b) sasaran kualitas dimasukkan dalam rencana
bisnis. c) jangkauan sasaran diturunkan dari benchmarking, fokus adalah pada pelanggan dan pada kesesuaian
kompetisi, di sana adalah sasaran untuk peningkatan kualitas tahunan. d)
sasaran disebarkan ketingkat yang mengambil tindakan. e) pelatihan dilaksanakan
pada semua tingkat. f ) pengukuran ditetapkan seluruhnya. g ) manajer atas sedar teratur meninjau
kembali kemajuan dibandingkan dengan sasaran. h enghargaan diberikan untuk
performansi terbaik. i) Sistem imbalan (reward system) diperbaiki.
Dengan
demikian dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat di simpulkan
tentang Total Quality Management
(TQM), bahwa setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan melalui perbaikan
kesinambungan, adalah untuk memenuhi atau bahkan melebihi apa yang dibutuhkan (needs), dan yang diharapkan dan
diinginkan (desire), oleh pelanggan.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka. Yakni mengkaji berbagai
literatur untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.
PEMBAHASAN
Fenomena menarik yang perlu
dicermati dari lulusan perguruan tinggi adalah ketidak mampuan lulusan itu
untuk cepat beradaptasi dengan kebutuhan dunia industri modern. Hal ini
berakibat pada tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi dari waktu ke
waktu terus meningkat,. Oleh sebab itu terjadinya kesenjangan persepsi antara
pengelola perguruan tinggi dalam menghasilkan lulusannya dan pengelola industri
untuk menggunakan lulusan perguruan. Penerapan TQM (total quality
management) pada sistem pendidikan yang sering disebut sebagai: Total
Quality Management (TQM) Perguruan Tinggi diharapkan mampu menghilangkan
atau mengurangi tingkat kesenjangan yang ada antara perguruan tinggi dan
industri. Penerapan TQM pada perguruan tinggi harus dijalankan atas dasar
pengertian dan tanggung jawab bersama untuk mengutamakan efisiensi pendidikan perguruan tinggi dan peningkatan kualitas dari proses pendidikan tinggi. Bersamaan
itu, perguruan tinggi harus mampu memberikan hasil produk yang berkualitas. Produk perguruan tinggi utamanya berbentuk
jasa.
Kondisi suatu negara dimasa akan datang, dapat diukur
dari bagaimana wajah pendidikan tingginya saat ini. Karena tidak akan mungkin
kita berharap kepada orang-orang yang tidak berpendidikan tinggi mengelola
sebuah perubahan kearah kemajuan bangsa, tetapi tentunya berharap pada orang-orang
yang telah ditempa dalam sebuah labolatorium pendidikan (Perguruan Tinggi) dan
memiliki karakter pembaharu, berbudaya
intelektual. Maka perlu ada sebuah
model manajemen operasional perguruan tinggi modern, seperti terlihat pada gambar:

Gambar 2 Deming dalam Manajemen
Pendidikan Tinggi Modern
Sumber
data : Vincent Gaspersz, Total Quality Management
Hal ini menunjukkan bahwa penerapan roda Deming dalam manajemen
pendidikan tinggi terdiri dari empat komponen utama, yaitu: riset pasar tenaga
kerja, desain proses pendidikan tinggi, operasional proses pendidikan tinggi,
dan penyerahan lulusan yang kompetitif dan berkualitas ke pasar tenaga kerja.
Dalam hal ini diperlukan suatu interaksi tetap antara riset pasar tenaga kerja,
desain proses pendidikan tinggi, operasional proses pendidikan tinggi, dan
bertanggung jawab menghasilkan lulusan yang kompetitif dan berkualitas ke pasar
tenaga kerja, agar perguruan tinggi di Indonesia mampu berkompetisi dalam
persaingan global. Berkaitan dengan hal ini, sudah saatnya perguruan tinggi di
Indonesia melakukan reorientasi dan redefinisi tujuan dari pendidikan tinggi,
bukan sekedar menghasilkan lulusan sebanyak-banyaknya tanpa peduli akan
kepuasan pengguna lulusan itu, melainkan juga harus bertanggung jawab untuk
menghasilkan output (lulusan) yang kompetitif dan berkualitas agar memuaskan
kebutuhan pengguna tenaga kerja terampil berpendidikan tinggi.
Konsekuensi dari pemikiran ini adalah penerapan Total
Quality Management (TQM) pada perguruan tinggi di Indonesia harus di
jalankan atas dasar pengertian dan tanggung jawab bersama untuk mengutamakan
efisiensi pendidikan tinggi dan peningkatan kualitas dari proses pendidikan
tinggi itu. Melalui penerapan roda
Deming dalam sistem pendidikan tinggi yang dijalankan secara konsisten, maka
perguruan tinggi di Indonesia akan mampu memenangkan persaingan global yang
amat sangat kompetitif dan memperoleh manfaat (ekonomis maupun nonekonomis)
yang dapat dipergunakan untuk pengembangan perguruan tinggi itu dan peningkatan
kesejahteraan pegawai yang terlibat di perguruan tinggi itu.
Kesimpulan
Dalam TQM, konsep mengenai kualitas
layanan pelanggan tidak lagi hanya
bermakna kesesuian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi kualitas
tersebut ditentukan oleh pelanggan. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan
internal dan eksternal. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam
segala aspek, diantaranya harga, keamanan, kenyamanan dan ketepatan waktu. Penerapan total quality management in education (TQM) harus
dijalankan atas dasar pengertian dan tanggung jawab bersama untuk mengutamakan
efisiensi pendidikan tinggi dan peningkatan kualitas dari proses pendidikan
tinggi.
Sesuai misi Pendidikan Tinggi sebagai
pusat ilmu pengetahuan, riset dan pelayanan kemajuan masyarakat terdepan. Maka dalam hal ini BAN selaku pelaksana kendali mutu harus bisa mengikuti
perkembangan perubahan global yang setiap waktu menuntut adanya perbaikan dan BAN tidak bisa hanya menganut pada aturan yang
ada secara kaku/melihat fakta hanya
berdasarkan yang tercatat di atas kertas (fact only by paper) melainkan harus berani meredesign
lembaganya untuk peningkatan mutu lembaga yang diakreditasi
dengan melihat kinerja yang sedang berjalan/perbaikan yang sudah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Bill Greech, The Five Pillars. New York : Truman Talley Books, 1994.
Cook, Sarah. Customer
care Excellence, terjemahan Kemas Ahmad, Jakarta : PPM 2004.
Gaspersz, Vincent D.Sc.,Total Quality Managemen, Jakarta : Gramedia , 2005.
Hang Zeph Yun, The
Quest For Global Quality singapore Airlines, Jakarta : Pustaka,1998.
Hardjosoedarmo, Soewarso. Total Quality management,
Yogyakarta : Andi, 2004.
Nasution, M.N. Manajemen Mutu Terpad., Bogor :
Ghalia Indonesia, 2005.
Tjiptono, Fandy & Anastasia Diana, Total
Quality Management. Yogyakarta : Andi
2005.
Wellington, Patricia. Kaizen Strategies for Costumer Care.
Batam : Interaksa, 1998
[1] Dosen Program Studi Manajemen
Pendidikan FIP Universitas Negeri Jakarta. E-mail: Desi-Rahmawati@unj.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar