1--Meniti perjalanan anak bangsa
Tidak banyak tokoh nasional yang mengakhiri
perjalanan karier militer maupun politiknya dengan sempurna, tanpa menimbulkan
controversial.
Kadar
intelektualitas
Sosok SBY sebagai tokoh pembaru pemikiran
TNI,banyak mengundang simpatik masyarakat pada awal reformasi 1998 lalu . ia adalah lulusan
terbaik Akabri tahun 1973 dengan penghargaan Adhi Makayasa dan Tri Sakti
Wiratama yang merupakan prestasi tertinggi antara gabungan mental , fisik , dan
intelektualitas .
Melepas Baju
Hijau
Karier militer SBY terhenti ketika ia diangkat
Presiden Abdurahman Wahid menjadi Menteri Pertambangan dan Energi pada tahun
1999. Ditambah lagi ia tampil sebagai seorang politisi sipil ketika menjadi
salah seorang pendiri Partai Demokrat.Pangkat terakhir Susilo Bambang Yudhoyono
adalah Letnan Jenderal TNI,menjelang pension pada tanggal 25 September 2000
oleh Presiden Abdurahman Wahid dianugerahi Jenderal Kehormatan.Jadi, secara
resmi SBY adalah pensiunan jenderal penuh bintang empat .
Pada waktu menjabat Menteri Pertambangan dan
Energi di awal reformasi, SBY mempunyai lingkup tugas yang tidak mudah,
berkaitan dengan masalah kehidupan yang sangat peka di masyarakat yaitu
kebutuhan hidup sehari-hari . Untuk strategi penghematan, pemerintah menetapkan
kebijakan anggaran dengan mengurangi sibsidi yang memberatkan keuangan Negara,
antara lain pengurangan subsidi BBM dan tariff dasar listrik (TDL). Kedua
subsidi tersebut menjadi domain Departemen Pertambangan dan Energi yang
dipimpin SBY.Walaupun pemerintah mempunyai sejumlah alasan kuat atas
penghapusan subsidi tersebut, ,namun masyarakat tidak mudah menerimanya . Beban
hidup masyarakat makin bertambah . Sebuah kebijakan yang tidak popular .Saat
itu SBY menjadi sorotan publik .Namun, berkat kejelian dan kemampuan memainkan
peran public relations yang baik , SBY mampu mengkomunikasikan kebijakan
tersebut agar dapat dimengerti dan diterima oleh masyarakat . SBY segera
mengambil prakarsa untuk melakukan sosialisasi kenaikan BBM dan TDL kepada
masyarakat . SBY segera mengambil prakarsa untuk melakukan sosialisasi kenaikan
BBM dan TDL kepada masyarakat . SBY membentuk Tim Sosialisasi Pencabutan
Subsidi BBM dan TDL .Tim ini bertugas menjelaskan kepada masyarakat, kenapa
subsidi perlu dicabut,serta berbagai langkah yang akan ditempuh oleh pemerintah
.SBY berpandangan bahwa masyarakat harus tahu kesulitan yang sedang dihadapi
pemerintah untuk menyelamatkan keuangan Negara dan hari depan bangsa .
Masyarakat juga harus tahu langkah apa yang ditempuh pemerintah dalam mengatasi
kesulitan tersebut .
SBY tercatat sebagai menteri yang pertama kali
mensosialisasikan kebijakan publik secara terprogram,serta terencana secara
sistematis . Kepiawaian SBY, ternyata tak hanya didalam negeri . Sewaktu masih
menjabat Mentaben dulu,di Wina,Austria, SBY juga mampu membawakan dirinya
sebagai Menteri Pertambangan yang cukup elegan hingga bias menjadi penengah
yang mampu mengakomodasikan berbagai pertentangan yang terjadii dalam perjamuan
kelas dunia itu . Berawal dari perjalanan karier di pemerintahan sipil inilah
yang kemudian membuat langkah tegap SBY semakin mantap menapak sebagai seorang
negarawan sejati . Ia Nampak makin yakin akan kapasitas dirinya untuk memimpin
negara .
Ketika Presiden Abdurrahman Wahid menawari
kembali jabatan Menteri Perhubungan atau Menteri Dalam Negeri, SBY menolak .
Hal ini bisa disimpulkan, SBY sesungguhnya bukan seorang pengejar jabatan, tapi
seorang pengabdi Negara, dedikasinya ditunjukkan kepada kepentingan yang lebih
luas yaitu nusa,bangsa dan Negara .
Demikian juga dalam hal pengunduran dirinya
dari jabatan Menko Polkam pada Kabinet Megawati, SBY tidak menunjukkan sikap
frontal memprotes , meski dibelakang hari ia menunjukkan rasa kecewanya yang
mendalam karena dikurangi satu persatu kewenangannya, sehingga ia tidak
memungkinkan lagi bisa bertindak optimal dalam kapasitas sebagai Menko Polkam.
Ia akhirnya memilih mengalah,bersikap elegan dan gentlemen, yaitu mengundurkan
diri dari jabatan menteri .Hal yang jarang dilakukan orang.Padahal tiap
politisi hampir dapat dipastikan selalu memimpinkan untuk bisa duduk menjadi
menteri .Tapi bagi SBY, jabatan bukan segalanya.
Berawal dari dukungan Partai Demokrat terhadap
SBY , maka tidak diduga telah terjadi eskalasi yang makin menguat dari
partai-partai lain yang ikut mendukung pencalonan SBY.Seperti pada pertengahan
Agustus 2003 di Palembang, Profesor Budhisantoso Ketua Umum Partai Demokrat
Bersatu (PDB) , tiba-tiba mengumumkan pencalonan SBY sebagai Kandidat Presiden
2004 dari Partai Demokrat .Pada pertengahan bulan Oktober 2003, Partai Bulan
Bintang (PBB) dalam Mukernas yang ke-IV di Bekasi, Jawa Barat , memberikan dukungan spontan terhadap SBY sebagai salah
satu calon presiden .
Pemilihan
Presiden
Untuk yang pertama kalinya, presiden dipilih
langsung oleh rakyat melalui Pilpres yang demokratis . Jenderal Susilo Bambang
Yudhoyono adalah Presiden Indonesia ke enam yang terpilih dalam pemilihan umum
secara langsung oleh rakyat pertama kali . SBY menang dalam pemilu presiden
September 2004 melalui dua tahapan pemilu presiden Indonesia . Presiden SBY
mulai menjabat pada 20 Oktober 2004 bersama Jusuf Kalla sebagai wakil presiden
.
Daya pesona
Figur kepribadian SBY sebagai seorang yang
berlatar belakang budaya Jawa Tulen, nampak sekali ia tahu benar tata krama
kehidupan pergaulan bermasyarakat . Ia mengenal tata kesantunan berbudi pekerti
luhur . SBY dikenal sebagai sosok seorang pemimpin yang bersahaja,rendah hati
dan bertindak selaras harmonis. Darah santrinya mengalir dari ibunya (Sitti
Habibah), putri salah seorang pendiri pondok pesantren Tremas Pacitan Jawa
Timur yang amat termashur pada masa itu . Walaupun SBY menyandang berbagai
jabatan penting di kemiliteran maupun pemerintahan, tapi ia tetap menunjukkan
sikap bhaktinya sebagai sosok yang santun dan rendah hati .
Pembawaan SBY yang Nampak penuh kehati-hatian
(bijak), banyak pertimbangan humanistis, dan pola berpikirnya yang strategis
bernuansa akademis, lantaran pengaruh pendidikan militer , dan pembawaan kultur
Jawa yang penuh kewaspadaan ( tidak grusa-grusu) . Bekal pendidikan dan
pengalaman di bidang kemiliteran telah membentuk kepribadian SBY sebagai
seorang yang berpikiran jernih,, dan bertindak cermat, sehingga ia terpilih menjadi pemimpin bangsa yang
dihargai .
Dari pandangan para politisi, birokrat, pelaku
bisnis , para agamawan, hingga rakyat biasa kebanyakan, gaya bicara SBY yang
santun,tenang, sistematis, dan berwibawa, menunjukkan kearifan seorang pemimpin
visioner yang tahu akan tanggungjawabnya terhadap nasib bangsa ke depan .
Menghadapi Tantangan
Presiden SBY membentuk UKP3R , walaupun sempat menunai
kritik tajam, bahkan Wakil Presiden Juyus Kalla nampak kurang berkenan, karena tidak
dilibatkan dalam pembicaraan pembentukannya .UKP3R adalah sebuah lembaga
kepresidenan yang diketuai dikukuhkan oleh Marsilan Simandjuntak pada tanggal
26 Oktober 2006. Menurut pernyataan resmi pemerintah, UPK3R menurut unit kerja
untuk presiden yang bertugas menangani hai-hal yang bersifat teknis
operasional,untuk meninjaklanjuti dan melakukan langkah-langkah konkret
terhadap banyak hal yang telah dilakukan presiden, seperti hasil kunjungan
kerja kenegaraan ke berbagai negara yang menghasilkan sejumlah kesepakatan
kerjasama, tidak terhenti sampai disitu,tetapi harus di follow up secara rinci,
terprogram, dan mematuhi jadwal waktu yang terukur , serta berkoordinasi
langsung dengan presiden .
2--Kehidupan keluarga
Susilo Bambang Yudiono biasa dipanggil dengan
sebutan popular (SBY) atau dipanggil Sus oleh orang tuanya dan keluarga
dekatnya. Arti nama Susilo adalah penuh kesusilaan atau berperangai
santun.Bambang artinya kesatria.Yudho artinya perang.Yono artinya kemenangan.
Bila digabung kira-kira artinya “Seorang kesatria yang selalu menenangkan
peperangan dengan cara kesantunannya”.
SBY dilahirkan di Kabupaten Pacitan, Jawa
Timur,tanggal 9 September 1949.Lahir sebagai anak tunggal sehingga memperoleh
kasih sayang yang teramat besar dari kedua orang tuanya . Sebagai anak tunggal
dari pasangan Raden Soekotjo dengan Siti Habibah . SBY yang lahir seusai adzan
dzuhur,cukup mendapatkan kasih saying.SBY lahir tanpa ditunggui ayahnya yang
sedang kedinasan, di rumah kakeknya sederhana di Desa Tremas sekitar 15 kilometer
dari Kota Pacitan.
Sosok SBY yang di kemudian hari menjadi
jenderal bintang empat, lahir dan dibesarkan di lingkungan keluarga militer,
ayahnya adalah pensiunan bintara Pembantu Letnan Satu (Peltu) TNI AD . Soekotjo
yang menjabat sebagai Danramil selama empat periode di sejumlah kecamatan di
Pacitan menanamkan jiwa disiplin dan kemauan keras pada putra satu-datunya itu
. Ibunya (Sitti Habibah) adalah keturunan dari pendiri pondok pesantren Tremas,
Pacitan,Jawa Timur yang didirikan tahun 1830.Lingkungan SBY dari keluarga
muslim yang taat. Pada masa kanak-kanaknya, SBY sering diajak orangtuanya ke
masjid di lingkungan pondok pesantren, belajar mengaji dan sholat berjamaah .
Jadi, tak perlu diragukan kehidupan keagamaan SBY sebagai seorang sholeh yang taat
beragama.
Darah
Bangsawan
Latar belakang kehidupan SBY adalah anak
kampong . Garis keturunan bangsawan Jawa mengalir dari dua arah Majapahit dan
Sultan Hamengkubuwono II.Kakek SBY bernama Raden Imam Badjiri adalah anak dari
hasil pernikahan Kasanpuro (Naib Arjosari II) dan RM Kustilah. Dari Kasanpuro
itulah darah biru Majapahit merambat hingga SBY. Sementara trah Sultan
Hamengkubuwono II bernama asli RA Srenggono, dititiskan RM Kustilah sebagai
keturunan kelima. Dalam silsilah lengkapnya SBY juga memiliki garis keturunan
Pakubuwono.
Untuk kelancaran sekolahnya SBY sewaktu kecil
tinggal bersama pakdenya Sastro Suyitno yang menjadi Lurah di Desa Ploso,
Pacitan . SBY lahir dari lingkungan keluarga yang prihatin, ayahnya sebagai
Komandan Komando Rayon Militer (Danramil) yang wilayah tugasnya mencakup satu
kecamatan, boleh dikatakan tidak berkecukupan secara ekonomi.Dengan pangkat
Pembantu Letnan Satu( Peltu), gajinya pas-pasan . Terlebih mengingat area
tugasnya didaerah terpencil,terisolasi,sepi,termasuk daerah gersang nan tandus
.
Rumah
tinggal
Sewaktu kecil SBY tinggal di rumah yang sangat
sederhana, luasnya 12meter x 20meter dan terbagi menjadi dua ruang. Bagian
depan, merupakan ruangan luas,yang sejak dulu selalu dipergunakan sebagai ruang
pertemuan, sebelah kiri ruang pertemuan terdapat kamar kecil ukuran 1.5 meter x
3 meter . Di kamar itulah SBY kecil menghabiskan waktu untuk belajar dan
istirahat .Sejak dijadikan balai pertenuan Kelurahan Ploso Pacitan, rumah
tersebut kini sering menjadi tempat kunjungan para pejabat Negara. Setiap kali
presiden SBY melakukan kunjungan keluarga di Pacitan, selalu menggunakan tempat
kenangan tersebut baik untuk sekedar temu kangen dengan bekas teman-temannya
ataupun main band bernyanyi bersama .
Turunan
darah tentara
Keluarga SBY memiliki pertalian darah
tentara.SBY dilahirkan dan dibesarkan di tengah keluarga tentara. Darah tentara
yang mengalir di diri SBY merupakan warisan dari ayahnya yang pensiunan TNI-AD,
pangkat Pembantu Letnan satu .
3--Dunia Cendikiawan Intelektualitas
SBY dikenal sebagai jenderal pemikir, tidak
saja seorang prajurit yang hanya bisa memnagkul senjata dan perang, tapi banyak
kelebihan yang dimiliki diluar dunia kemiliteran. Misalnya, prestasi di bidang
akademis, karya-karya ilmiah intelektual, dan jiwa kecendikiawanan. SBY kaya
akan berbagai pemikiran yang bernuansa luas hingga ke mancanegara.
Pada saat proses reformasi sedang berjalan,
SBY yang merupakan bagian dari kepemimpinan ABRI yang ikut memberikan
sumbangsaran pemikiran terhadap reposisi ABRI dalam menghadapi perubahan zaman
dan dinamika tuntutan masyarakat sipil . Dengan bermodalkan kemampuan
intelektualitas, latar belakang pendidikan, pengabdian, pengalaman di tiap
penugasan kenegaraan yang telah membuktikan diri mampu melakukan pembaruan dan
perubahan mendasar .
Pendidikan
formal
Dalam pendidikan formal SBY pertama kali
memperoleh pendidikan di Sekolah Rakyat (SR,sekarang SD) di kampong halamannya
yaitu Sekolah Rakyat Gajahmada ( sekarang SDN Balerejo I), Purwosari, Kecamatan
Kebonagung. Minat dan cita-citanya ingin masuk AMN (Akademi Militr Nasional)
tumbuh saat duduk di bangku kelas lima SR tahun 1961 yaitu ketika pertama kali
SBY mengenal dan akrab dengan sebutan AMN di Magelang,Jawa Tengah yang nama AMN
berubah menjadi Akabri (Akademi Angkatan Bersenjar=ta Republik Indonesia).
Bakat kepemimpinan SBY sudah terlihat sejak
dibangku SR . ia sudah dipimpin menjadi komandan pleton saat diadakannya gerak
jalan dan berhasil menang sebagai juara pertama . setamat sekolah SR, SBY masuk
SMP Negeri Pacitanyang pada saat itu menjadi sekolah favorit anak-anak kota .
Sejak dibangku SMP, jiwa kepemimpinan mulai tumbuh berkembang.Ia aktif dalam
berbagai kegiatan intra dan ekstra sekolah . Ketika SMA kecerdasan SBY semakin
nampak, ia tak hanya menonjol dalam setiap mata pelajaran, tapi juga
kedermawanannya senantiasa berbagi ilmu dan pengetahuan kepada teman-temannya .
Akhir tahun 1968, SBY lulus SMA,kemudian melanjutkan perjuangan untuk
mewujudkan cita-cita masa kecilnya menjadi tentara dengan masuk Akabri, namun
ia tidak meneruskan ke Akabri karena terlambat mendaftar yang dikarenakan salah
informasi dan dalam masa setahun ia mengisi waktu kosongnya dengan mendaftar
test masuk perguruan tinggi di Surabaya . Ia lulus test, dan diterima menjadi
mahasiswa Teknik Mesin, Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) yang
tertarik memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) di Malang
Jawa Timur .
Masuk Akabri
Menjelang akhir tahun 1969. SBY mendaftar
masuk Akabri di Malang, Jawa Timur. Setelah lulus ujian saringan di Malang, ia
ikut test lanjutan di Bandung, dan berhasil lulus , SBY pun dikirim ke Magelang
dan baru ikut pendidikan militer di awal tahun 1970, maka ia dikenal sebagai
Taruna Akabri Angkatan 70. Selama masih taruna prestasi SBY tergolong sangat
menonjol. Selama empat tahun di Akabri SBY memperoleh tujuh bintang
penghargaan. Bintang Adhi Mekayasa disematkan langsung oleh Presiden Soeharto
di dada SBY. Tepatnya pada tanggal 11 Desember . Sejak itu secara resmi SBY
dinyatakan menyelesaikan pendidikan kemiliteran sebagai lulusan terbaik di
antara 98 taruna lulusan seangkatan. Ia berhak menyandang pangkat Letnan Dua
Infantri dengan NRP 26418.
Dalam perjalanan karier militer selanjutnya ia
mengikuti pendidikan Kursus Komandan Batalyon di Bandung (1985), bersamaan
dengan menjabat Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985). Kemudian
mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI-AD (Seskoad) di Bandung
yang juga keluar sebagai lulusan terbaik Seskoad (1988-1989). SBY pun sempat
menjadi dosen Seskoad (1989-1992), dan ditempatkan di Dinas Penerangan TNI-AD
(Dispenad) dengan tugasnya antara lain membuatkan naskah pidato KSAD Jenderal
Edi Sudrajat .
Pendidikan
militer luar negeri
Prestasi cemerlang dalam dunia pendidikan
militer tidak saja diperoleh di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri pun
SBY berhasil mengukir prestasi . Ketika bertugas di Mabes TNI-AD , SBY mendapat
tugas belajar ke Amerika Serikat. Pendidikan militernya berlanjut ke Airbone
and Ranger Course di Fort Benning,Georgia, AS tahun 1976. Sederet pendidikan
militer lainnya diikuti SBY termasuk Infantri Officer Advanced Course juga di
Port Benning dengan meraih honor graduate, Anti Tank Weapon Course di Belgia
dan Jerman.
Penguasaan bahasa Inggris yang baik, telah
mengantarkan kesempatan baik bagi diri SBY , ia sering dikirim keluar negeri
mengikuti pendidikan militer di AS, Belgia, dan Jerman . Diantaranya, mengikuti
US Army Command & General Staff College (CGSC) di Fort Leavenworth, AS ,
1990. Di CGSG, SBY menjadi lulusan terbaik kedua setelah perwira militer asal
Australia. Sebelumnya SBY juga terpilih mengikuti pendidikan lintas udara
(airbone) dan pendidikan pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan
Darat Amerika Serikat, Ford Benning,Georgia , tahun 1976.Kemudian selama dua
tahun. 1982-1983, SBY mengikuti pendidikan di Infantry Officer Advanced Course
di Fort Benning, Georgia, AS dengan meraih honour graduate, sekaligus praktik
kerja-On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS 1983. Lalu
pendidikan Jungle Warfare Training di Jungle Warfare School,Panama (1983),
Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman ( 1984) dan Command and General
Staff College di Fort Leavenworth,Kansas, AS (1990-1991).
Pasca
Sarjana
Pada waktu mendapat tugas belajar ilmu
kemiliteran di luar negeri, SBY tidak mensiakan waktunya untuk juga mengikuti
kuliah di Webster University AS, dan berhasil lulus mendapat gelar MA di bidang manajemen. Ia di
wisuda di Kampus Kansas City, Webster University pada 1991. Ditengah
kesibukannya sebagai seorang prajurit dan pejabat Negara, SBY masih sempat
mengikuti kuliah doctoral (S3) pada jurusan Ilmu Ekonomi Pertanian di Institut
Pertanian Bogor (IPB) . Sehinggal gelar doctor (PhD) diperoleh dari kuliah IPB
Bogor tersebut pada tanggal 3 Oktober 2004. Presiden SBY menyatakan bahwa
penulisan disertasi dan gelar doctor tersebut diperoleh secara jujur dan fair
sesuai standar akidah akademis. Pada 15 Desember 2005, SBY menerima gelar
doctor kehormatan di bidang ilmu politik dari Universitas Thammasat Bangkok
(Thailand). Dalam pidato pemberian gelar, ia menegaskan , politik merupakan
seni untuk perubahan dan transformasi dalam sebuah Negara demokrasi yang damai
. Selain itu, SBY mendapat gelar Doktor Honoris Causa (HC) bidang hukum dari
Webster University serta penghargaan Internasional Hall of Fame ( IHOF) dari
Commanding and General Staf Collage (CGSG). CGSG adalah institusi yang pertama
kali memberikan pengajaran di bidang taktik, strategi dan prosedur hubungan
komando dan staf di lingkungan angkatan darat AS. Atas pertimbangan bahwa SBY
pernah belajar di institusi tersebut pada 1991, oleh karena itu penganugerahan
keanggotaan IHOF ditandai dengan pemberian sertifikat kehormatan dan sertifikat
alumni kehormatan. Gelar Dokter HC diberikan kepada SBY di kampus Webster
University Saint Louis Missourri, AS. Sementara itu penghargaan IHOF diberikan
di Fort Leavenworth, Kansas . Pemberian gelar Doktor HC tersebut karena SBY
dianggap memiliki visi dalam menegakkan kembali kepercayaan dan akuntabilitas
public . IHOF diberikan sebagai penghormatan kepada para alumninya terutama
yang berasal dari mancanegara guna sebagai tali pengikat persahabatan para
alumni . saat menyerahkan gelar doctor HC , Presiden Webster University Richard
S Myers mengatakan “ suatu kebanggaan bagi kami, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dating ke almamaternya untuk menerima kehormatan akademik yang tinggi
, doctor kehormatan” . SBY juga pernah memperoleh gelar MA di bidang manajemen
dari Kampus Kansas City, Webster University pada 1991. SBY menjadi presiden
Indonesia kedua yang menerima gelar doctor kehormatan bidang hukum dari
universitas di Amerika Serikat .
4--Karier militer
Perjalanan
dinas militer yang dilalui SBY cukup panjang . Dimulai dari jabatan sebagai
Komandan Divisi Korps Taruna Akabri, 1973. Berlanjut sebagai Dan Tompan Yonif
Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A.Batalyon Infantri
Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi langsung
sekitar 30 prajurit. Batalyon Linud 330 merupakan salah satu dari tiga batalyon
di Brigade Infantri Lintas Udara 17 Kujang I/Kostrad, yang memiliki nama harum
dalam berbagai operasi militer.Ketiga batalyon itu ialah Batalyon Infantri
Lintas Udara 330/Tri Dharma, Batalyon Infantri Lintas Udara 328/Dirgahayu,
Batalyon Infantri Lintas Udara 305/Tengkorak . kemudian SBY memangku jabatan
Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak ( Dan Topan Yonif 305
Kostrad) tahun 1976-1977. SBY juga pernah menjadi Dan Ton Mo.81 Yonif Kostrad
pada 1977.SBY menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330 Kostrad
(1977). Setelah itu, beliau ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang
I Kostrad (1977-1978). Ditugaskan memimpin pleton bertemput di Timor Timur
dalam sebuah operasi khusus di Timor Timur menjadi Dan Kipan Yonif Linud 330
Kostrad (1979-1981) dan Paban Muda Sops SUAD (1981-1982).Kemudian menjadi
Komandan Batalyon (Danyon) 744/Satya Yudha di Dili Timor Timur, 1986-1988.
Batalyon ini merupakan pasukan organic Kodam Udayana yang di deploy ke Timor
Timur . Dipercayai menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988), dan Paban
Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988). Kemudian SBY kembali bertugas di satuan
tempur, diangkat menjadi Komandan Brigade Infantri Lintas Udara ( Dan Brigif
Linud) 17 Kujang I/Kostrad (1993-1994) bersama dengan Letkol Riyamizard Ryacudu
.Kemudian menjabat Asops Kodam Jaya
(1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995).
(1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995).
Prestasi
militer yang tak terlupakan sepanjang hidup SBY ketika pad tahun 1995 dikirim
ke Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB. SBY menjabat sebagai Kepala
Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United Nation Protection Force)
yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas Negara Yugoslavia berdasarkan
kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan Bosnia .
Saat
bertugas di Bosnia SBY menjalin hubungan baik dengan Kofi Annan, diplomat
karier PBB berkedudukan sebagai Special Envoy Sekjen PBB Butros Butros Gali .
Beberapa tahun kemudian,Kofi Annan yang terpilih menjadi Sekjen PBB menjadikan
persahabatan SBY dengan Annan berguna bagi kepentingan bangsa dan Negara
Indonesia. Sepulang dari Bosnia, SBY lalu diangkat menjadi kepala staf kodam
jaya (1996) . jabatan itu hanya dijabat selama lima bulan, kemudian SBY
menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997).
5--Karier
Militer
Periode
1974-1976, ia memulai karier di Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad. Pada tahun 1976,
ia belajar di Airborne School dan US Army Rangers, American Language Course
(Lackland-Texas) , Airbone and Ranger Course (Fort Benning) Amerika Serikat .
Karirnya
berlanjut pada periode 1976-1977 di Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad, Dan Tn Mo 81
Yonif Linud 330 Kostrad (1977), Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad
(1977-1978, Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981, Paban Muda Sops SUAD
(1981-1982. Periode 1982-1984 , ia belajar di Infantry Officer Advanced Course
( Fort Benning) Amerika Serikat.
Tahun
1983, ia belajar pada On the job training in 82-nd Airbone Division (Fr\ort
Bragg) Amerika Serikat, Jungle Warfare School (Panama), Kursus Senjata Antitank
di Belgia dan Jerman pada tahun 1984,Kursus Komando Batalyon (1985) dan meniti
karier di Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985), Dan Yonif 744 Dam
IX/Udayana (1986-1988), dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988).
Periode
1998-1989, SBY masuk sekolah Komando Angkatan Darat dan belajar di US Command
and General Staff College pada tahun 1991. Periode (1989-1993), ia bekerja
sebagai dosen Seskoad Korspri Pangab, Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad
(1993-1994,Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam
IV/Diponegoro (1995) serta Chief Military Observer United Nation Peace Forces
(UNPF) di Bosnia-Herzegovina (1995-1996). Pada tahun 1997, ia diangkat sebagai
Kepala Angkatan Bersenjata dan Staf Urusan Sosial dan Politik . Ia pension dari
kemiliteran pada 1 April 2001 oleh karena pengangkatannya sebagai menteri .
Lulusan
Command and General Staff College ( Fort
Leavenwort) Kansas AS dan Master of Art (MA) dari management Webster
University Missouri ini juga meniti karier di Kasdam Jaya (1996) , dan Pangdam
II/Sriwijaya sekaligus Ketua Bakorstanasda.Karier puncak militer SBY terhenti
sebagai Kepala Staf Teritorial ( Kaster ABRI) dengan pangkat terakhir Letnan
Jenderal (Letjen) TNI.
6—karier
politik
Mengidolakan Mertuanya
Dalam
meniti karir militernya, SBY Nampak sangat mengidolakan Jenderal Sarwo Edhie
Wibowo yang tidak lain merutanya sendiri . kebesaran SBY seharusnya dapat
nebeng nama besar sang mertua Jenderal
Sarwo Edhie Wibowo, tapi ia tidak pernah lakukan itu . SBY menjalani hidup
sesuai apa adanya yang ada pada dirinya.Tidak pernah membawa-bawa kebesaran
nama orang lain. Namun, mungkin saja Soeharto berpikir lain sebagai orang yang
dikenal ahli strategi di kalangan TNI, SBY bisa diangap “ancaman”,
sewaktu-waktu namanya meledak seperti mertuanya dulu, dan memiliki potensi
terpilih menjadi presiden menggantikan dirinya,maka Soeharto pun hati-hati
dalam menempatkan posisi SBY. Soeharto tahu kapasitas SBY yang lulusan Akabri
terbaik tahun 1973.Namun demikian,Soeharto tidak pernah memberikan peran
penting yang menentukan dalam jajaran militer maupun pemerintahan.
Ketika
SBY menjabat menjadi Ketua Fraksi ABRI MPR, Kaster ABRI, Ketua Bakorstan, dan
Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999), tampil sebagai juru bicara
Fraksi ABRI menjelang Sidang Umum MPR 1998 yang dilaksanakan pada 9 Maret 1998,
dan Ketua Fraksi ABRI MPR dalam siding Istimewa MPR 1998.Pada saat itu,peran
SBY semakin menonjol sebagai sosok Jenderal Pemikir .Kehadiran SBY sebagai figur
militer professional justru mengangkat citra dirinya sebagai orang yang
memiliki integritas .
Pengunduran
Diri
Sebelum
SBY mencalonkan diri sebagai kandidat presiden, ia telah menyerahkan surat
pengunduran dirinya yang dikirim kepada Presiden pada hari Kamis tanggal 11
Maret 2004 pagi . pengunduran diri dilakukan setelah sekitar dua minggu kemeluy
politik terbuka dengan Megawati . keputusan mundur dari cabinet itu tampaknya
merupakan klimaks dari kemelut panjang dalam kancah perebutan kekuasaan kursi
presiden. Setelah mengundurkan diri dari
jabatan Menko Polkan dan sejalan dengan masa kampanye pemilu legislative 2004,
ia secara resmi menjadi kandidat dari Partai Demokrat. Berkat keberadaan SBY
dalam Partai Demokrat telah membawa sukses dalam pemilu legislative dengan
meraih 7.45persen suara.
7--Masa
kepresidenan
Setelah
SBY terpilih menjadi presiden ia menyatakan melakukan good governance .
pemerintah yang bersih akan menjadi contoh birokrasi yang bersih. Dan birokrasi
bersih merupakan cara juti mengikis habis KKN . “ Pemerintah harus tanggap dan
konsisten, apa yang direncanakan harus sesuai dengan aspirasi masyarakat” ,
tegas SBY .
Para
menteri diminta untuk membuat laporan pertanggung jawaban kepada public . SBY
telah mewujudkan cabinet yang ramping, sederhana , tak banyak tetapi efektif . tujuannya untu
kmenghemat anggaran Negara . banyak kementerian yang dipangkas, tiap pejabat
partai yang menjadi pejabat Negara
partainya harus dilepaskan .
Reformasi birokrasi
Realitas
kehidupan politik yang ada menunjukkan bahwa performance cabinet yang sekarang
diisi oleh figur para menteri yang berasal dari kader partai-partai politik,
maka pada tanggal 29 September 2006 keluar keputusan presiden (Keppres) Nomor
17 tahun 2006 tentang Unit Kerja Presiden untuk Percepatan Program Reformasi
(UKP3R). UKP3R dibuat untuk member
masukan kepada Presiden, berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada
Presiden , yang bermasa dinas tiga tahun dan memantau atau memperlancar
kegiatan presiden dalam perbaikan iklim usaha dan investaasi, pelaksanaan
reformasi administrasi pemerintahan, perbaikan kinerja BUMN, perluasan peranan
usaha kecil dan menengah dan perbaikan penegakkan hukum .
Otonomi dan desentralisasi
Presiden
SBY menegaskan bahwa setelah era desentralisasi ditandai dengan otonomi daerah
dan otonomi luas, Presiden bukan penanggung jawab untuk segala masalah.
Desentralisasi membawa konsekuensi penyebaran dan pembagian tanggung jawab
kepada kepala daerah . adanya desentralisasi dan otonomi daerah sesungguhnya
tidak ada lagi ketergantungan mutlak daerah-daerah tersebut terhadap pusat .
Kalau sebelum reformasi semua tergantung pada pemerintah pusat , di era
desentralisasi semua serba kebalikannya . perubahan dan pembagian tanggung
jawab itu diharapkan perlu dipahami oleh seluruh rakyat Indonesia, media masa,
dan lembaga swadaya masyarakat.
Dalam
rangka Negara kesatuan Republik Indonesia , otonomi daerah memang tidak
sepenuhnya murni memberlakukan kebebasan yang liberal, ada aturan vertical yang
harus dipatuhi pemerintah daerah, ke bawah mendengarkan aspoirasi rakyat yang
di pimpinnya, ke atas harus tunduk kepada undang-undang dan peraturan Negara
yang lebih tinggi seperti dala UU no 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,
salah satu kewenangan pemerintah pusat , Menteri Dalam Negeri berhak
membatalkan Perda atau Pergub apabila dijumpai mengandung unsur tidak sesuai
kepentingan umum dan peraturan perundangan yang lebih tinggi (pasal 185 ayat
5).
8—politik
dalam negeri
Separatisme Aceh
Separatisme
Aceh dapat diselesaikan dengan damai melalui kesepakatan Helsinki yang menguntungkan pemerintah karena otomatis
eksistensi GAM (Gerakan Aceh Merdeka) jadi kabur makna karena tetap berada
dalam kerangkan NKRI . Kesepakatan Helsinki telah “mengubur” impian Aceh
Merdeka yang ingin terlepas dari NKRI. Amien Raies justru mencurigai
kesepakatan damai antara pemerintah dan GAM itu sebagai sesuatu yang kebablasan
. Ternyata SBY yang benar, kecurigaan
Amien Raies yang Nampak keblablasan . Mengapa GAM setelah 30 tahun melaksanakan
aksi kekerasan mau benar-benar menghentikan gerakannya dan kembali normal di
tengah-tengah masyarakat,karena SBY telah mampu menunjukkan kemampuan daya
intelektualnya dalam mengembangkan diplomasi berliku yang fokus pada pencapaian
keutuhan NKRI .
Gerakan Cabut Mandat
Presiden
SBY mempunyai peluan guntuk mengurus rakyat langsung, legitimasi politik yang
dimiliki dari rakyat langsung hingga hasil Pilpres 2004 membuat dirinya
memiliki akar yang merakyat. Ia tidak mudah dijatuhkan , ia memiliki momentum
politik yang baik . ia ingin menempatkan masyarakat Indonesia menjadi bangsa
yang menyatu, tidak pilih kasih . Hal I nilah yang kemudian sering menimbulkan
salah tafsir banyak pihak yang pernah dekat dengannya terhadap kebijakan SBY
yang dianggap sebagai “habis manis sepah dibuang” . Maka munculah gerakan
semacam “ cabut mandate” karena kekecewaan.
Namun Presiden SBY nampaknya tidak merisaukan hitung-hitungan suara di
DPR maupun DPD dalam kerangka MPR yang sewaktu-waktu melakukan tuduhan terhadap
dirinya .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar