BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah satu jenis
pendidikan menurut UU No.20 Tahun 2003 adalah Pendidikan Prasekolah. Pendidikan
prasekolah diselenggarakan untuk membantu meletakkan dasar pengembangan sikap,
pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta
di luar lingkungan keluarga bagi anak usia dini sebelum masuk pendidikan dasar. Pada usia tersebut merupakan
masa yang sangat menentukan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Selain itu dalam masa ini
anak tersebut berada pada usia peka untuk menerima rangsangan yang cukup baik,
terarah, dan didorong ke tingkat pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga
diharapkan kemam-puan dasar anak dapat
berkembang dan tumbuh secara baik dan benar. Oleh karena pendidikan dini bagi
anak usia prasekolah sangat penting dan sangat menentukan dikemudian hari.
Taman Kanak-Kanak dan PAUD pada umumnya
dikelola oleh masyarakat, baik yang berada di bawah Yayasan, Perhimpunan,
maupun Lembaga Swadaya Masyarakat. Dalam kenyataannya banyak pengelola TK dan
PAUD yang tidak memiliki latar belakang pendidikan dalam bidang pendidikan
maupun pendidikan anak usia dini. Hal ini membawa dampak terhadap hasil
pengelolaan pendidikannya.
Salah satu kompetensi yang harus
dimiliki oleh pengelola TK dan PAUD adalah komptensi dalam bidang Manajemen
Pendidikan. Meskipun dalam tataran yang sederhana kemampuan manajemen
pendidikan akan berpengaruh terhadap efektifitas pengelolaan TK dan PAUD, yang
pada gilirannya akan mempengaruhi keberadaan lembaga tersebut di masa yang akan
datang.
Mungkin
sebagian kecil pengelola TK dan PAUD ada yang memiliki latar belakang manajemen
pendidikan, atau sebagian kecil lainnya pernah pula mendapatkan Pelatihan
tentang Manajemen Pendidikan. Namun mungkin sebagian besar lainnya tidak memiliki latar belakang tersebut
dan tidak pernah pula mendapatkan Pelatihan Manajemen Pendidikan. Oleh karena
itu dalam rangka melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, sekaligus mencari solusi terhadap masalah rendahnya
kualitas pengelolaan TK dan PAUD, maka dilaksanakanlah kegiatan Pelatihan
Manajemen Pendidikan bagi Pengelola TK dan PAUD di Kecamatan Cibinong Kabupaten
Bogor tahun 2015.
B. Perumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana upaya meningkatkan kualitas pengelolaan melalui pelatihan
manajemen pendidikan?
C.
Tujuan
Pelatihan Manajemen Pendidikan bagi
Pengelola Taman Kanak-kanak dan
PAUD ini bertujuan:
1. Menganalisis
jenis-jenis kebutuhan Manajemen
Pendidikan di Taman Kanak-kanak dan PAUD
2. Meningkatkan
kompetensi Pengelola Taman Kanak-kanak dan PAUD dalam bidang Manajemen Pendidikan
3. Meningkatkan komtensi Pengelola Taman Kanak-Kanak
dalam Kompetensi kepemimpinan Pendidikan
D.
Manfaat
Dengan
terlaksananya kegiatan ini, diharapkan memberi manfaat kepada beberapa pihak
yaitu:
1.
Bagi Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNJ,
kegiatan ini bermanfaat sebagai manifestasi dari pelaksanaan Tri Dharma
perguruan tinggi ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat.
2.
Bagi penulis dan kawan-kawan panitia, kegiatan ini
bermanfaat sebagai wahana dalam menerapkan sebagian pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki, untuk dapat dinikmati oleh
masyarakat dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
3.
Bagi para pengelola Taman Kanak-kanak dan PAUD dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang Manajemen
pendidikan.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Istilah
manajemen pada saat ini sudah terkenal di Indonesia, baik di lembaga
pendidikan, perusahaan, lembaga negara, maupun organisasi lainnya bahkan
masyarakat luas. Hampir semua lembaga tersebut menyadari arti penting ilmu
manajemen yang di terapkan guna memperlancar kegiatan yang dilaksanakan
organisasi tersebut.
Terdapat beberapa pendapat mengenai
manajemen. Menurut Dubrin “Management refers to the process of
using organizational resources to achieve organizational objectives through the
functions of planning, organizing and staffing, leading, and controlling.[1]
Dikatakan bahwa manajemen mengacu pada proses mendayagunakan seluruh sumber
daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi melalui fungsi perencanaan,
pengorganisasian, penentuan staf, kepemimpinan dan pengawasan. Kuncinya adalah
pada berjalannya kelima fungsi tersebut dalam mendayagunakan seluruh sumber
daya organisasi sehingga pada akhirnya dapat mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan. Pendapat yang hampir serupa
dikemukakan oleh Daft yang mengatakan bahwa “management is the
attainment of organizational goals in an effective and efficient manner through
planning, organizing, leading, and controlling organizational resources.”[2]
Menurutnya manajemen difokuskan pada pencapaian tujuan organisasi secara
efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengawasan seluruh sumber daya organisasi. Kedua definisi tersebut menekankan
pentingnya menjalankan fungsi-fungsi yang, mulai dari perencanaan sampai dengan
pengawasan ada dalam pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Selanjutnya
pendapat William mengenai manajemen adalah “management
is getting work done through others. that strategic plans
are overall plans”.[3] William mengatakan bahwa
manajemen merupakan cara penyelesaian pekerjaan melalui orang lain di mana
diawali dengan perencanaan strategis.
Dilengkapi oleh Robbins and Coulter bahwa “management
involves coordinating and overseeing the work activities of others so
that their activities are completed efficiently and effectively.”[4]
Manajemen menyangkut koordinasi dan mengarahkan pekerjaan orang lain sehingga
mereka dapat menyelesaikan pekerjaan secara efektif dan efisien. Secara
lebihi rinci Hitt et al memberikan definisi terinci mengenai manajemen.
Dikatakan bahwa :
Management is the process of assembling
and using sets of resources in a goal-directed manner to accomplish tasks in an
organization. This definition can be subdivided into its key parts: 1) Management
is a process: It involves a series of activities and operations, such as
planning, deciding, and evaluating. 2) Management involves assembling and using
sets of resources: It is a process that brings together, and puts into use, a
variety of resources: human, financial, material, and informational. 3) Management
involves acting in a goal-directed manner to accomplish tasks: It is an
activity with a purpose and direction. The purpose or direction may be that of
the individual, the organization or, usually, a combination of the two. It
includes one’s efforts to complete activities successfully and to achieve
particular levels of desired results. 4) Management involves activities carried
out in an organization: It
is a process undertaken in an organization by people with different functions
intentionally structured and coordinated to achieve common purposes.[5]
Manajemen memuat beberapa
konsep, yaitu: 1) manajemen sebagai sebuah proses yang melibatkan berbagai
aktivitas, seperti perencanaan, pengambilan keputusan dan evaluasi. 2)
manajemen menggunakan berbagai sumber daya yang digunakan secara bersama-sama.
3) manajemen merupakan serangkaian aktivitas yang mengarah pada pencapaian
tujuan, baik tujuan individu maupun tujuan organisasi. 4) manajemen melibatkan
orang-orang dengan fungsi-fungsi yang berbeda yang terstruktur dan
terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama.
Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Kreitner
yang mengatakan bahwa manajemen merupakan proses bekerja dengan dan melalui
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi di lingkungan yang selalu berubah,
“management is the process
of working with and through others to achieve organizational objectives in a
changing environment.”[6]
Boddy pun mengungkapkan hal yang sama mengenai
manajemen, yakni “management is the activity of getting
things done with the aid of people and other resources.[7]
Dari kedua pendapat para ahli di atas tampak bahwa manajemen merupakan
aktivitas mencapai tujuan organisasi dengan dan melalui orang lain.
Pendapat
terakhir dikemukakan oleh Daft and Marcic yang
mengatakan bahwa: Management is the
attainment of organizational goals in an effective and efficient manner through
planning, organizing, leading, and controlling organizational resources. This
definition holds two important ideas: (1) the four functions of planning, organizing, leading, and controlling, and (2) the attainment of
organizational goals in an effective and efficient manner. Managers use a
multitude of skills to perform these functions.[8] Mereka mengambil dua poin
penting dalam manajemen, yaitu: 1) manajemen memiliki empat fungsi, yakni
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan, 2) pencapaian
tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien, dan manajer menggunakan
berbagai keterampilan untuk menjalankan fungsi-fungsi tersebut.
Selanjutnya
definisi manajemen pendidikan, terdapat beberapa ahli yang mendefinisikan
mengenai manajemen pendidikan, diantaranya: Bolam
dalam Bush defines educational management
as ‘an executive function for carrying out agreed policy’. He differentiates
management from educational leadership which has ‘at its core the
responsibility for policy formulation and, where appropriate, organizational
transformation.[9] Dikatakan bahwa manajemen
pendidikan merupakan fungsi eksekutif dalam menjalankan kebijakan. Selanjutnya Glatter’s dalam Bush mendefinisikan “management studies are concerned with ‘the
internal operation of educational institutions, and also with their
relationships with their environment, that is, the communities in which they
are set, and with the governing bodies to which they are formally responsible.
“[10] Sedangkan pendapat Bush sendiri mengenai defnisi manajemen
pendidikan adalah “educational management
has to be centrally concerned with the purpose or aims of education. Management
is directed at the achievement of certain educational objectives.”[11] Dari ketiga pendapat
tersebut, dapat di ambil benang merah bahwa manajemen pendidikan merupakan
studi yang berfokus pada pencapaian tujuan pendidikan melalui kerjasama antara institusi
pendidikan, lingkungan, komunitas dan dengan pihak-pihak yang memiliki tanggung
jawab secara formal terhadap pendidikan.
Secara khusus
Djam’an Satori memberikan pengertian manajemen pendidikan sebagai keseluruhan
proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang
tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien.
Dari beberapa
pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan adalah suatu proses
kerjasama antara dua orang atau lebih dalam rangka mengelola semua aktifitas, mulai
dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan kegiatan
pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
B.
Fungsi-Fungsi
Manajemen
1.
Perencanaan
Perencanaan merupakan fungsi pertama dari manajemen
karena setiap fungsi manajemen seperti
pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan pun harus terlebih dahulu
direncanakan. Adapun pengertian dari perencanaan ialah “Keseluruhan proses
pemikiran dan penentuan secara matang dari pada hal-hal yang akan dikerjakan di
masa akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan”.[12]
Perencanaan menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai pada masa yang akan
datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan itu.
Proses perencanaan
atau fungsi perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik melalui tiga cara:
a.
Mengetahui
sifat-sifat dan ciri-ciri suatu rencana yang baik.
b.
Memandang proses
perencanaan sebagai rangkaian perencanaan yang harus dijawab dengan memuaskan.
c.
Memandang proses
perencanaan sebagai suatu masalah yang harus dipecahkan secara ilmiah.[13]
Proses perencanaan sebagai
rangkaian perencanaan dapat dijawab dengan memuaskan bila pertanyaan-pertanyaan
pokok perencanaan dapat terjawab berdasarkan pada keterangan-keterangan, data
dan fakta. Pertanyaan-pertanyaan pokok dalam perencanaan dikenal dengan
perumusan 5 W + 1 H.
a.
What (apa),
menjawab pertanyaan apa yang menjadi tujuan, apa yang akan dikerjakan setiap
organisasi.
b.
Why (mengapa),
menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan waktu, bilamana atau kapan tujuan
itu akan mulai dikerjakan.
c.
When (kapan),
menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan waktu, bilamana atau kapan tujuan
itu akan mulai dikerjakan.
d.
Where (di mana),
menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan tempat dimana organisasi itu
didirikan dengan pertimbangan faktor ekonomis.
e.
Who (siapa),
menjawab pertanyaan siapa yang harus melaksanakan baik untuk manajemennya
maupun untuk tenaga pelaksananya.
f.
How
(bagaimana), menjawab pertanyaan tentang bagaiman cara melaksanakannya,
menjawab pertanyaan tentang metode kerja
yang akan dipergunakan.[14]
Pemecahan masalah
secara ilmiah dalam proses perencanaan dilakukan secara sistematis dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Masalah/ usaha/
tujuan yang akan direncanakan telah jelas serta dirumuskan.
b.
Mengumpulkan data,
informasi dan fakta yang diperlukan secukupnya.
c.
Informasi serta
hubungan-hubungannya dianalisa dan diklasifikasikan
d.
Menetapkan
perencanaan, kesimpulan dan hambatan-hambatan serta hal-hal yang mendorong.
e.
Menentukan sejumlah
alternatif.
f.
Memilih keputusan
yang terbaik dari altenatif-alternatif yang ada.
g.
Menetapkan
urutan-urutan dan penetapan waktu secara terperinci bagi rencana yang
diusulkan.
h.
Melaksanakan
pemeriksaan tentang kemajuan rencana yang diusulkan.[15]
Faktor manusia memegang peranan penting dalam perencanaan
karena ia merupakan pemikir, perencana sekaligus pelaksana. Dengan perencanaan
sebagai alat maka para manajer dapat menyelesaikan urusan dan permasalahannya
dengan baik. Soewarno menyatakan bahwa rencana digolongkan sesuai dengan
tingkat-tingkat manajemen dimana rencana itu dilaksanakan (hierarkhi
perencanaan) yaitu: 1. Tujuan, 2. Strategi, 3. Kebijaksanaan, 4. Prosedur, 5.
Anggaran, 6. Rencana proyek, 7. Rencana fungsional.[16]
Dari keseluruhan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa
perencanaan ini penting, karena di dalamnya digariskan secara jelas dan tepat
tujuan-tujuan baik jangka panjang maupun jangka pendek serta ditetapkan pula
apa saja yang harus dilakukan agar tujuan-tujuan tersebut dapat tercapai.
2.
Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan
tugas dalam melaksanakan tugasnya menggerakkan organisasi, maka organisasi
lebih bersifat statis sedangkan pengorganisasian merupakan suatu aktivitas yang
bersifat dinamis.
Definisi pengorganisasian
sebagai fungsi organik menajemen ialah: “Keseluruhan proses pengelompokkan
orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab sedemikian
rupa, sehingga tercipta suatu organisasi yang digerakkan sebagai suatu kesatuan
dalam pencapaian tujuan.” [17]
Organisasi sebagai alat
administrasi dan manajemen dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu:
a.
Organisasi
sebagai tempat di mana kegiatan-kegiatan administrasi dan manajemen dijalankan
bersifat relatif statis.
b.
Organisasi sebagai proses sifatnya lebih
dinamis, karena memperhatikan interaksi antara orang-orang di dalam organisasi
itu.
Maka untuk mencapai
hasil yang maksimal dalam pencapaian tujuan organisasi, maka pengorganisasian
mengandung manfaat antara lain:
a.
Dengan
adanya organisasi maka setiap bagian akan selalu merasa dalam wadah yang sama
yakni organisasi.
b.
Antara bagian satu dengan bagian yang lain
dapat diketahui dengan jelas batas-batas wewenang dan tanggung jawabnya.
c.
Dengan adanya struktur organisasi, dapat
diketahui jalur hubungan kerja, baik yang sifatnya vertikal maupun horizontal.
Pada proses
pengorganisasian mencakup berbagai rangkaian kegiatan yang diawali pada
orientasi atas tujuan yang direncanakan atau yang akan dicapai dan diakhiri
pada saat kerangka organisasi yang tercipta dilengkapi dengan prosedur dan
metode kerja, kewenangan, personalia serta peralatan yang diperlukan. Namun ada
empat aspek utama dalam proses pengorganisasian yaitu “Pembagian kerja,
departemenisasi, koordinasi dan rentang manajemen”.[18]
3.
Penggerakkan
Penggerakkan
merupakan fungsi terpenting dalam manajemen yang berkaitan erat dengan manusia.
Menurut Malayu penggerakkan adalah: “Hubungan antara aspek-aspek individu yang
ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan untuk dapat dimengerti dan
pembagian kerja yang efektif, dana yang efisien untuk tujuan organisasi yang
nyata”.[19]
Efektivitas sebuah
organisasi ditentukan oleh keterampilan seorang manajer dalam menjalankan dan
menggerakkan suatu organisasi. Adapun pokok-pokok masalah yang akan dibahas
dalam fungsi penggerakkan ini adalah:
a.
Perilaku
manusia (human behaviour)
Faktor-faktor manusia dan perilaku manusia perlu dipahami oleh seorang
manajer dalam membina kerja sama, mengarahkan dan mendorong kegairahan kerja
para bawahannya.
b.
Motivasi
(motivation)
Fungsi dan kegiatan motivasi paling erat hubungannya
dengan unsur manusia diantara fungsi-fungsi yang terdapat dalam manajemen.
Tujuan pokok motivasi ialah menggerakkan dan mengerahkan semua potensi tenaga
kerja manusia secara maksimal dan seefisien mungkin ke arah pencapaian tujuan
organisasi.[20]
Ada beberapa defenisi mengenai motivasi, menurut
Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan mengungkapkan bahwa motivasi adalah:
“Proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita
iginkan”.[21]
Sedangkan menurut Soewarno Handayaningrat motivasi adalah: “Pemberian dorongan
dan usaha untuk mencapai pemuasan keinginan atau sasaran”.[22]
Maka dari kedua defenisi tersebut dapat dikatakan bahwa motivasi ialah sebuah
pendorong di mana pendorong tersebut dapat ditimbulkan dari siapa saja terhadap
seseorang dan orang tersebut dapat terpengaruh dan tergerak untuk melakukan
sesuatu.
4.
Pengawasan
(Controlling)
Menurut Mc. Farland definisi pengawasan ialah: “Suatu proses di mana pimpinan
ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan bawahan
sesuai dengan rencana, perintah atau kebijaksanaan yang telah ditentukan”.[23]
Pengawasan dapat dilakukan dengan mempergunakan cara-cara sebagai berikut:
a.
Pengawasan
langsung
Pengawasan ini dilakukan secara langsung oleh manajer pada waktu
kegiatan-kegiatan sedang berjalan. Pengawasan langsung ini dapat dilakukan
dengan cara inspeksi langsung, observasi di tempat yang berarti juga
penyampaian keputusan di tempat bila diperlukan.
b.
Pengawasan
tidak langsung
Pengawasan ini dilakukan dari jarak jauh melalui laporan yang disampaikan
oleh para bawahan. Laporan itu dapat berbentuk laporan tertulis dan laporan
lisan.
Dalam hal pengawasan seorang pimpinan tidak bijaksana
bila menggunakan salah satu pengawasan saja, tetapi lebih bijaksana lagi bila pimpinan dalam organisasi
menggabungkan cara pengawasan langsung
dan tidak langsung dalam melaksanakan fungsi pengawasan.
Adapun fungsi pengawasan itu antara lain:
a.
Mencegah
penyimpangan-penyimpangan.
b.
Memperbaiki
kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan serta
menindak penyalahgunaan jabatan dan penyelewengan.
c.
Mendinamisasikan
organisasi serta segenap kegiatan manajemen.
d.
Mempertebal rasa
tanggungjawab
e.
Mendidik pegawai
dan pelaksana.[24]
Adapun sasaran yang ingin dicapai oleh pengawasan yang
baik adalah untuk pencegahan dan perbaikan, penyelewengan, kesalahan-kesalahan,
perbedaan, ketidaksesuaian, penyimpangan, penyalahgunaan, kesimpangsiuran dan
kelemahan dari suatu pelaksanaan tugas dan wewenang. Tujuan utamanya adalah
untuk membuat segenap kegiatan manajemen dinamis dan berhasil serta efektif dan
efisien.
C. Komponen-komponen Manajemen
Dalam mencapai tujuan yang
telah ditentukan dalam suatu organisasi terdapat komponen-komponen dalam
manajemen, adapun yang termasuk dalam komponen-komponen tersebut meliputi:
1. Man
atau orang, orang-orang sebagai tenaga kerja merupakan alat atau faktor pusat,
sebab tanpa orang, management tidak mungkin ada dan berjalan.
2. Money atau Uang, merupakan faktor yang menentukan pula dalam
management.
3. Material atau bahan-bahan, komponen ini juga penting dalam management.
Bahan-bahan itu dapat berupa bahan mentah, bahan setengah jadi atau bahan jadi.
4. Methods atau metode kerja, cara untuk melaksanakan pekerjaan, metode
kerja sangat penting untuk berjalan lancarnya suatu usaha.
5. Machines, merupakan alat yang sangat penting pada zaman modern ini.
Jadi
pada dasarnya suatu organisasi dalam
mencapai tujuannya terdapat beberapa
komponen yang saling berkaitan satu sama
lain yang tidak terpisahkan, komponen
tersebut seperti manusia, uang, bahan-bahan, metode kerja, mesin-mesin, serta pasar
untuk memasarkan hasil-hasil
produksi.
Dari
semua sarana tersebut di atas, sarana manusialah yang sangat menentukan
segala-galanya, sebab itu disebut sebagai faktor sentral. Bagaimanapun
banyaknya uang yang dimiliki suatu badan usaha, bagaimanapun banyaknya material
atau bahan-bahan yang tersedia, bagaimanapun sempurna/baiknya suatu metode
kerja, bagaimanapun komplit/modernnya mesin-mesin yang dimiliki dan juga
bagaimanapun luasnya pemasaran yang mungkin dapat dijangkau, jika manusia-manusiannya
tidak beres, tidak mempunyai ketrampilan, tidak bermoral, dan sebagainya, maka
semuanya akan percuma, tujuan yang telah ditentukan sudah pasti tidak akan
tercapai.
D.
Tugas dan Tanggung Jawab Kepala
Sekolah
Kepala
mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai pemimpin pendidikan di sekolah.
Untuk itu, seorang kepala sekolah harus dapat memimpin satuan pendidikan yang
dikelolanya. Adapun tugas dan fungsi tersebut adalah: “Kelembagaan, ketenagaan,
kurikulum, sarana dan prasarana, keuangan,
dan anak didik
Untuk
lebih jelasnya maka akan diuraikan sebagai berikut:
1. Kelembagaan
Dalam membina satuan pendidikan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, kepala sekolah mendapat pembinaan teknis
pengelolaan kelembagaan dari Badan Penyelenggara dan Pembinaan Teknis Edukatif.
Sehingga kepala sekolah dapat dengan mudah mengatur dan mengelola lembaga yang
dipimpinnya agar dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan lembaga
tersebut.
2. Ketenagaan
Seorang kepala sekolah mempunyai tugas
mengkoordinasikan semua tenaga pendidikan yang ada di sekolah tersebut termasuk
dengan tenaga administrasi sekolah. Kepala sekolah harus dapat menempatkan guru
berdasarkan kemampuan dan keahliannya dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya mengajar di kelas. Dengan adanya kegiatan pengaturan dan pengelolaan
tenaga pendidikan maka kepala sekolah dapat melakukan kegiatan pengarahan,
bimbingan dan pembinaan kepada para guru dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya di sekolah.
3. Kurikulum
Bersama dengan para guru kepala sekolah
menyusun program tahunan pelaksanaan kurikulum dan memimpin terlaksananya
kegiatan tersebut dengan memberikan pembinaan dan pengarahan kepada para guru
dalam melaksanakan tugasnya.
4. Sarana
dan Prasarana
Bersama dengan tenaga guru yang terkait
maka kepala sekolah melakukan pengaturan terhadap penggunaan sarana dan
prasarana pendidikan dalam proses belajar mengajar. Dan kepala sekolah
menyesuaikan antara sarana pendidikan yang digunakan dengan ketersediaan sarana
tersebut di sekolah.
5. Keuangan
Kepala sekolah melakukan kegiatan
pengaturan dan pengelolaan terhadap penggunaan dana pendidikan yang akan
digunakan dalam menjalankan program sekolah. Kepala sekolah perlu memperhatikan
penggunaan dana tersebut dan melakukan perencanaan tentang sumber dana yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah.
6. Anak didik
Kepala sekolah perlu melakuan pengaturan
terhadap anak didik di sekolah.
Kegiatan yang perlu dilakukan adalah merencanaan tentang data anak, pengelompokkan anak dan pengaturan anak ketika berada di
sekolah hingga mereka
tamat dari sekolah tersebut.
Selanjutnya M.
Syafei mengemukakan bahwa tugas pokok kepala sekolah dalam melaksanakan program
sekolah meliputi: Menyusun
program sekolah, mengadakan evaluasi kegiatan belajar mengajar, menyusun dan
melaksanakan program perbaikan sekolah, meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
sikap dan tingkah laku serta kepribadian, baik bagi diri sendiri maupun tenaga
kependidikan lainnya.[26]
Berdasarkan pendapat di atas, maka seorang kepala sekolah
perlu melakukan kegiatan menyusun program sekolah, mengadakan evaluasi terhadap
keberhasilan para guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, menyusun
dan melaksanakan perbaikan terhadap program sekolah yang telah dilaksanakan dan
berupaya untuk terus meningkatkan kemampuan para guru.
[5] Michael
A. Hitt, J. Stewart Black, and Lyman W. Porter, Management (New Jersey: Prentice Hall, 2012), h. 4.
[8] Richard
L. Daft and Dorothy Marcic, Understanding
Management (USA: Cengage Learning, 2009), h. 6
[9] Tony Bush, Theories of Educational
Leadership and Management (London: Sage Publication, 2003), h. 1
[15] Ibid., h. 96
[16] Soewarno Handayaningrat,
Pengantar Studi Administrasi dan
Manajemen (Jakarta: CV Haji Masagung, 1999), h. 12.
[17] Sondang P. Siagian, op.cit, h.116.
[19] Malayu S.P Hasibuan,
Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah (Jakarta: PT. Gunung Agung, 2006), h. 177.
[20] Heidjachman Ranupandojo,
Suad Husnan, Manajemen Personalia
(Yogyakarta: BPFE, 2004), h.185.
[21] Ibid, h.185.
[22] Soewarno Handayaningrat,
op. cit, h.83.
[23] Ibid, h. 142.
[24] Darkia Santoso, Perencanaan dan Pengawasan (Jakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Pendidikan Purnama, 1999), h.57.
[26] M. Syafei, Pedoman Perhitungan Kebutuhan Guru
(Jakarta: Proyek PATK, Depdikbud, 1996), h. 2.
BAB III
MATERI DAN METODE
A.
Kerangka
Pemecahan Masalah
Kegiatan pelatihan
Manajemen Pendidikan bagi Pengelola TK dan PAUD yaitu pertama berupa analisis kemampuan
Manajemen Pendidikan bagi para pengelola TK dan PAUD, kedua pelatihan tentang manajemen
Pendidikan di Lembaga Pendidikan TK dan PAUD yang meliputi Kepemimpinan Pendidikan, Manajemen kesiswaan,
Manajemen Sarana dan Prasarana dan Manajemen Keuangan Pendidikan.
Kompetensi Manajemen Pendidikan sangat
diperlukan bagi pengelola
Taman Kanak-Kanak dan PAUD. Sedangkan sebagian besar pengelola Taman Kanak-Kanak
dan PAUD tidak memiliki latar belakang pendidikan yang memungkinkan mereka
memiliki kompetensi tersebut. Oleh karena itu pelatihan ini diharapkan dapat
meningkatkan kompetensi pengelola TK dan PAUD dalam bidang manajemen
pendidikan.
B.
Realisasi
Pemecahan Masalah
Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rumusan masalah
adalah kegiatan Pelatihan manajemen pendidikan bagi pengelola TK dan PAUD, Kegiatan tersebut dilakukan dalam 2 tahap yaitu: Pertama, tahap pemberian wawasan dan pengetahuan
pada tahap ini peserta diberikan wawasan tentang pengertian manajemen pendidikan secara
umum yaitu proses
kerjasama antara dua orang atau lebih dalam rangka mengelola semua aktifitas,
mulai dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan kegiatan
pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Juga diberikan pengetahuan bahwa
kepemimpinan merupakan inti dari manajemen dimana kepemimpinan merupakan proses
mempengaruhi orang lain dan memfasilitasi kebutuhan personal dan kelompok dalam
rangka mencapai tujuan bersama. Maka dari itu visi, misi dan tujuan organisasi
menjadi kompas yang menentukan arah organisasi. Kedua, tahap melakukan brainstorming.
Setelah
mendapat pemberian wawasan dan
pengetahuan, selanjutnya tahap
brainstorming dilakukan di dalam kelompok-kelompok kecil.
Pada tahap ini masing-masing peserta
berlatih menilai visi dan misi masing-masing sekolah dan selanjutnya melakukan
revisi terhadap visi dan misi jika dirasa perlu.
Peserta juga mengidentifikasi apakah komponen-komponen
yang ada di sekolah sudah di kelola dengan baik.
C. Khalayak
Sasaran
Khalayak Sasaran kegiatan ini adalah para Pengelola TK dan PAUD yang bertugas di
lingkungan Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor, yang dinilai masih memerlukan
pembinaan.
D. Metode yang digunakan
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini, Pertama
dilaksanakan melalui kegiatan pemberian wawasan tentang manajemen pendidikan,
pada sesi ini peserta diawali dengan pemberian
wawasan tentang manajemen secara
umum,
selanjutnya diberikan pemahaman tentang manajemen
pendidikan dan komponen-komponen
yang harus ada dalam manajemen pendidikan. Kedua melakukan
brainstorming dan berlatih menilai visi dan misi masing-masing sekolah dan
selanjutnya melakukan revisi terhadap visi dan misi jika dirasa perlu dan
mengidentifikasi apakah komponen-komponen yang ada di sekolah sudah di kelola
dengan baik.
E. Waktu dan Tempat
Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dilakukan di TK Orange, Kecamatan Cibinong Bogor,
pada hari Sabtu,
17 Oktober 2015.
F. Pihak Yang Telibat
Pihak yang terlibat dalam kegiatan
ini, Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Cibinong dan Para Kepala Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Cibinong
Bogor.
G. Kendala dan
Pemecahannya
Secara
umum tidak ada kendala yang berarti
dalam pelatihan ini, gedung yang
tersedia cukup representatif untuk menampung peserta pelatihan, LCD dan
peralatan pendukung lainnya juga tersedia. Hanya saja untuk menentukan hari
pelatihan, butuh waktu yang cukup lama karena harus mensinkronkan jadwal para
kepala sekolah agar tidak mengganggu kegiatan di sekolah masing-masing.
H. Penilaian
Penilaian
penguasaan materi dilakukan dengan pre
test dan post test, hasil pre test dilaksanakan untuk mengetahui
tingkat pemahaman peserta tentang manajemen
pendidikan. Post
test digunakan untuk mengetahui daya serap peserta terkait dengan pemahaman manajemen pendidikan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Setelah dilakukan pemberian
wawasan tentang manajemen pendidikan, maka peserta memahami bahwa manajemen pendidikan merupakan suatu proses mencapai
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien melalui kerjasama diantara warga
sekolah dan stakeholder sekolah
melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan seluruh
sumber daya yang dimiliki sekolah. Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi
dari manajemen yang menjadi faktor kunci keberhasilan organisasi yang dalam hal
ini adalah sekolah. Kepemimpinan merupakan serangkaian proses mempengaruhi,
menggerakkan, mendorong dan memberdayakan seluruh daya pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Sumber daya pendidikan terbagi menjadi dua, yaitu:
yang tampak (tangible) dan tidak
tampak (intangible). Yang tampak
yaitu, man, money, material, method,
machine, and time. Sedangkan yang tidak tampak yaitu, intellectual capital, social capital, creativity, dan innovation.
Seorang pemimpin harus mampu mengembangkan visi dan juga mengarahkan
orang-orang yang ada didalamnya untuk mencapai visi.
Visi berisi apa
yang akan kita capai di masa depan, apa yang ingin kita miliki di masa depan,
dan ingin menjadi apa kita di masa depan. Tanpa visi yang baik dan jelas,
organisasi bisa terjebak menabrak-nabrak dan terjebak pada kebuntuan. Adapun kriteria visi yang bagus diantaranya: menjelaskan
arah dan tujuan, sesuai dengan semangat zaman, membangkitkan antusiasme dan
komitmen, membangun kebanggaan, mengkristalkan idealisme, membangun nilai
kebanggaan, dan memberi nilai bagi kehidupan. Sedangkan misi berisi apa yang
harus kita lakukan untuk mewujudkan visi. Misi berupa pernyataan cita-cita
organisasi yang harus melibatkan stakeholders dan menjadi dasar bagi perumusan
tujuan, sasaran dan program kerja organisasi. Maka dari itu kepala sekolah
sebagai pemimpin harus memiliki : kompetensi teknis, kemampuan berpikir
strategis, memiliki track record yang
baik dalam menjalankan tugas, mampu berkomunikasi, memotivasi, dan melimpahkan
kewenangan kepada anggota yang tepat, mampu mengenali dan mengembangkan bakat
anggotanya, mampu mengambil keputusan yang sulit dengan cepat dan tepat, dan berkarakter
yang menunjukkan kualitas kepribadian pemimpin. Diharapkan dengan terpenuhinya
karakteristik sebagai pemimpin, maka mutu sekolah dapat meningkat.
Di samping itu,
sekolah juga perlu memenuhi kelengkapan administrasi sekolah. Untuk di PAUD
atau TK, administrasi yang harus terpenuhi, antara lain: administrasi umum,
administrasi keuangan, administrasi kurikulum, serta administrasi kerjasama
lembaga PAUD dengan masyarakat/pemerintah. Administrasi umum terdiri dari
administrasi lembaga, administrasi sarana dan prasarana, administrasi anak
didik, dan administrasi tenaga pendidik. Dalam administrasi lembaga, yang perlu
terpenuhi adalah:
1.
Buku agenda
surat masuk
2.
Buku Agenda
surat keluar
3.
Buku Tamu
4.
Buku ekspedisi
5.
Buku notula
rapat
6.
Buku Kemitraan
(kerja sama dengan luar organisasi)
7.
Buku Pedoman
teknis penyelenggaraan PAUD
8.
Buku pedoman
kurikulum
9.
Kelengkapan dokumen
lembaga (Struktur organisasi lembaga, visi, misi lembaga, profil lembaga, surat
keputusan pendirian lembaga, akta notaris, AD-ART yayasan, NPWP, surat bukti
kepemilikan tanah/bangunan, ijin operasional, SK, kalender akademik, rencana
program tahunan dll.)
Selanjutnya yang
perlu dipenuhi dalam administrasi sarana dan prasarana meliputi:
1.
Buku inventaris
buku perpustakaan guru dan siswa
2.
Buku inventaris
APE dalam ruang
3.
Buku inventaris
APE luar ruang
4.
Buku inventaris
bangunan dan ruang
5.
Buku inventaris
perlengkapan PAUD
Untuk
administrasi anak didik, aspek-aspek yang harus terpenuhi meliputi:
1.
Formulir
pendaftaran
2.
Buku Pendaftaran
anak didik baru
3.
Buku induk
4.
Buku absensi
5.
Buku kelompok
6.
Buku pindah
kelompok
7.
Buku data
kelulusan anak
8.
Buku catatan
mutasi anak
9.
Buku catatan prestasi anak didik
Administrasi
pendidik, aspek-aspek yang perlu diperhatikan adalah:
1.
Buku induk/biodata
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
2.
Buku tata tertib
pegawai
3.
Buku daftar
pembagian tugas mengajar
4.
Buku
absensi/daftar hadir
5.
Buku piket
tenaga pendidik
6.
Buku catatan
prestasi tenaga pendidik
7.
Buku
penilaiankinerja
8.
Buku catatan
kegiatan penunjang guru
9.
Kumpulan materi
seminar, pelatihan dll (kumpulan syair, lagu, doa, permainan, kaset, VCD)
Administrasi
keuangan PAUD dilakukan dalam rangka mengatur pemanfaatan dana yang tersedia
atau diperoleh dari semua sumber,
sehingga dapat dimanfaatkan secara efektif dan dapat dipertanggungjawabkan
berdasarkan peraturan yang berlaku. Didalamnya meliputi:
1.
Buku Keuangan Operasional Sekolah, digunakan
untuk pencatatan operasional harian di sekolah
2.
Buku Keuangan Yayasan, digunakan
untuk pencatatan arus keluar masuk biaya pengembangan program atau layanan mutu
lembaga.
3. Buku Keuangan Operasional
Sekolah
4. Kartu Pembayaran Iuran Anak
Didik (SPP) ·
5. Buku Tanda Terima Honor Guru
6. Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Sekolah (RAPBS)
7. Buku Tabungan Anak (bila
ada)
8. Buku Keeper Tabungan (per
kelas/kelompok)
9. Buku Keeper Tabungan Sekolah
10. Buku Tanda Terima Pencairan
Tabungan (per kelas/kelompok)
11. Buku Keuangan Extra Kurikuler
(bila ada)
12. Buku Keuangan Buku/Majalah
(bila ada)
Administrasi kurikulum,
meliputi:
1. Buku Rencana Program Pembelajaran Tahunan
2. Buku Rencana Program Pembelajaran Bulanan
3. Buku Rencana Program Pembelajaran Mingguan
4. Buku Rencana Program Pembelajaran Harian
5. Buku Anecdotal Record. Mencatat kejadian yang “tidak biasa” yang
bersangkutan dengan anak didik di sekolah.
Memuat : Tanggal, Uraian kegiatan, Solusi yang dilakukan
6. Buku Evaluasi Anak Didik
Harian. Memuat evaluasi
yang dilakukan oleh pendidik kepada anak didik dalam kegiatan setiap harinya.
7. Buku Evaluasi Anak Didik Semester / Tahunan
(Laporan Perkembangan Anak).
8. Portofolio / Hasil Unjuk
Kerja Anak Didik.
9. Buku Konsultasi Orang Tua /
Wali Murid.
10. Buku Konsultasi Orang Tua /
Wali Murid. Memuat : Tanggal,
Nama Wali Murid, Nama Anak, Permasalahan, Solusi yang diberikan, Tanda Tangan wali murid.
11. Buku Komunikasi / Penghubung.
Memuat : laporan/ pengumuman dari pihak sekolah kepada
orang tua
12. Arsip Rapor Anak Didik
13. Arsip Ijasah Anak Didik
14. Arsip Sertifikat/Piagam Anak
Didik (bila ada)
15. Buku Catatan Kesehatan
Tumbuh Kembang Anak Didik. Contoh :
pemeriksaan dokter, Berat/tinggi badan anak, Imunisasi, Vitamin, dll
16. Buku Kegiatan Ekstra Kurikuler
(bila ada)
Setelah
mendapat pemberian wawasan dan pengetahuan tentang manajemen pendidikan, selanjutnya dilakukan brainstorming dengan membuat kelompok-kelompok kecil. Pada
tahap ini masing-masing peserta menilai
visi
dan misi yang ada di sekolahnya bersama
anggota kelompoknya dan melakukan
revisi terhadap visi dan misi jika dirasa perlu ada perbaikan.
Pada tahap ini peserta melakukan langkah-langkah sesuai dengan tahapan dalam menyusun visi dan misi sekolah.
Berikut cara menetapkan visi dan misi sekolah:
Menetapkan
visi dan misi sekolah merupakan salah satu tugas kepala sekolah. Visi dan misi
sekolah merupakan tahap awal bagi sekolah tersebut dalam pembuatan rencana
pengembangan sekolah lima tahun ke depan.
A.
Visi
Sekolah
Rambu‐Rambu
Merumuskan Visi Sekolah:
1.
Mempunyai
indikator yang jelas misalnya: keunggulan prestasi akademik dan nonakademik.
2.
Sesuai konteks
daerah, sekolah, dan visi yayasan.
3.
Berkepribadian,
nasionalisme, budaya nasional/Indonesia.
4.
Menggambarkan
harapan masa depan.
5.
Perkembangan era
globalisasi .
6.
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
7.
Dilandasi oleh
keimanan dan ketaqwaan.
Contoh Visi Sekolah
1.
Mengukir
Prestasi Tinggi, Piawai Mengasah Budi Pekerti.
2.
Berprestasi dan
Berbudi Pekerti.
3.
Berkualitas
Berwawasan IMTAQ dan IPTEK.
4.
Unggul dalam
Kelembagaan dan Prestasi dilandasi Iman dan Taqwa.
5.
Berprestasi,
berbudaya, berdasarkan iman dan taqwa.
6.
Unggul dalam
standar nasional pendidikan berdasarkan keimanan dan taqwa.
7.
“TAMAN BUDAYA”
(Berprestasi Beriman Berbudi Berbudaya dan Dapat Dipercaya)
8.
Berprestasi
disertai Iman dan Taqwa.
9.
”TAQSIMANTRA”(Bertaqwa
Berprestasi Beriman dan Terampil).
Indikator‐Indikator
Visi Sekolah:
1. Indikator : ciri, tanda, unsur yang ada, spesifikasi,
dan sebagainya.
2.
Rambu‐rambu: kata unggul, adanya proses kenaikan, adanya
perbandingan, konotasi sempurna, canggih, komplit, bermutu, dan sebagainya. Misalnya
dengan awalan kata: Tumbuhnya, Unggul, Tangguh, Berprestasi, Meningkatnya,
Terwujudnya...”
Contoh Indikator Visi:
1. Unggul dalam SDM pendidikan
2. Unggul dalam prestasi akademik
3. Unggul dalam pengembangan kurikulum
4. Unggul dalam proses pembelajaran
5. Unggul dalam kelulusan
6. Unggul dalam sarana prasarana pendidikan
7. Unggul dalam media pembelajaran
8. Unggul dalam kelembagaan sekolah
9. Unggul dalam manajemen sekolah
10. Unggul dalam penggalangan pembiayaan pendidikan
11. Unggul dalam prestasi non‐akademik
12. Unggul dalam Imtaq.
B.
Misi
Sekolah
Misi mengacu kepada indikator bisa lebih dari satu
misi, tetapi harus dapat benang merah dengan misi. Redaksinya operasional,
terukur, kata kerja, dan lain‐lain.
Mengacu pada indicator butir (1) tentang “unggul dalam pengembangan kurikulum
“misinya antara lain:
1. Melaksanakan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran
2. Melaksanakan pengembangan perangkat pembelajaran silabus
3. Melaksanakan pengembangan sistem penilaian
4. Melaksanakan diversifikasi kurikulum pendidikan, dan
5. Melaksanakan pengembangan kurikulum muatan lokal
Contoh lain:
1. Melaksanakan inovasi dalam pembelajaran
2. Melaksanakan pengembangan keorganisasian sekolah
3. Melaksanakan pengembangan fasilitas sekolah
4. Melaksanakan pengembangan pembiayaan pendidikan
5. Melaksanakan pengembangan SDM pendidik dan tenaga kependidikan
6. Melaksanakan pengembangan manajemen sekolah
7. Melaksanakan pengembangan otonomi sekolah
8. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang olahraga
9. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang wiyata mandala
10. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang kesehatan sekolah
11. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang kesenian
12. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang pramuka
13. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang KIR
14. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang agama
15. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang keterampilan
16. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang kerajinan, dan
17. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang tatakrama.
Dari
hasil brainstorming
tersebut diperoleh berbagai masukan dari kelompok. Secara umum visi dan misi yang dimiliki sekolah sudah memuat
bebrapa kriteria yang ada, hanya saja visi dan misi yang sudah dibuat belum
sepenuhnya terinternalisasi dalam diri seluruh warga sekolah sehingga masih
perlu dilakukan komunikasi oleh kepala sekolah kepada seluruh warga sekolah
akan pentingnya memahami visi dan misi sebagai pedoman pencapaian tujuan
sekolah.
B.
Pembahasan
Dalam
melaksanakan pelatihan manajemen pendidikan, para kepala sekolah mendapat pengetahuan
baru tentang
manajemen pendidikan, sebelum pelatihan para peserta yang dalam hal ini kepala sekolah
berpendapat bahwa materi tentang
manajemen pendidikan yang didalamnya memuat tentang kepemimpinan pendidikan dan
cara menyusun visi dan misi sekola merupakan hal yang baru bagi mereka yang
tidak didapat dari dinas pendidikan, sehingga mereka menyambut baik pelatihan
ini dan bersemangat mengikutinya dari awal hingga selesai. Sebelumnya mereka
memahami bahwa kegiatan manajemen hanya berisi kegiatan administratif berupa
pemenuhan komponen-komponen pendukung pendidikan, seperti kelengkapan surat
menyurat dan berbagai buku agenda. Akan tetapi setelah mendapatkan pelatihan,
ternyata surat menyurat dan berbagai kelengkapan teknis hanyalah bagian kecil
dari kegiatan manajemen yang bersifat administratif. Sedangkan manajemen
pendidikan lebih dari sekedar pemenuhan administrasi sekolah.
Dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen,
kepemimpinan merupakan inti dari keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Karena
tujuan utama kepemimpinan adalah mewujudkan tujuan standar kompetensi lulusan
yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, demokratis dan bertanggung jawab. Maka dari itu tugas kepala sekolah
abad 21 adalah: menetapkan dan mengkomunikasikan visi dan misi sekolah,
mengkoordinir kurikulum, melakukan supervisi dan pemotivasian kepada guru,
memantau kemajuan anak didik, dan membangun iklim pembelajaran yang positif. Sehingga
tuntutan kepala sekolah sebagai pemimpin adalah: memahami visi dan misi
sekolah, mampu mengambil keputusan, mampu berkomuikasi, memahami kondisi
pendidik dan tenaga kependidikan, memahami kondisi peserta didik, dan menerima
masukan, kritik dan saran.
Maka dari itu keberadaan visi dan misi sekolah
bukanlah hanya sebagai pajangan semata, akan tetapi harus terinternalisasi
dalam diri setiap anggota. Selain itu visi dan misi tidak hanya difahami oleh
kepala sekolah, akan tetapi perlu difahami bersama oleh seluruh warga sekolah
sebagai kompas dalam penyelenggaraan pendidikan yang pada akhirnya kita akan
mencapai tujuan sesuai visi dan misi sekolah yang ditetapkan secara
bersama-sama, bukan hanya dibuat oleh yayasan atau kepala sekolah, tetapi juga
dengan melibatkan komite sekolah. Sehingga semua merasa memiliki dan berusaha
untuk mencapainya secara bersama-sama.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Pelatihan manajemen pendidikan
merupakan kegiatan memberikan wawasan dan keterampilan kepada kepala sekolah tentang pelaksanaan manajemen dan kepemimpinan pendidikan di mana
manajemen pendidikan merupakan suatu proses kerjasama diantara warga sekolah
dan stakeholder sekolah melalui
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan seluruh sumber daya
yang dimiliki sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien. Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi dari manajemen yang menjadi
faktor kunci keberhasilan organisasi yang dalam hal ini adalah sekolah.
Kepemimpinan merupakan serangkaian proses mempengaruhi, menggerakkan, mendorong
dan memberdayakan seluruh daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Seorang pemimpin harus mampu mengembangkan visi dan juga mengarahkan
orang-orang yang ada didalamnya untuk mencapai visi.
Visi berisi apa yang akan kita capai di masa depan,
apa yang ingin kita miliki di masa depan, dan ingin menjadi apa kita di masa
depan. Tanpa visi yang baik dan jelas, organisasi bisa terjebak menabrak-nabrak
dan terjebak pada kebuntuan. Sedangkan misi berisi apa yang harus kita lakukan
untuk mewujudkan visi. Misi berupa pernyataan cita-cita organisasi yang harus
melibatkan stakeholders dan menjadi dasar bagi perumusan tujuan, sasaran dan
program kerja organisasi.
Setelah
mendapat pemberian wawasan dan pengetahuan tentang manajemen pendidikan, selanjutnya dilakukan brainstorming dengan membuat kelompok-kelompok kecil. Pada
tahap ini masing-masing peserta menilai
visi
dan misi yang ada di sekolahnya bersama
anggota kelompoknya dan melakukan
revisi terhadap visi dan misi jika dirasa perlu ada perbaikan.
Pada tahap ini peserta melakukan langkah-langkah sesuai dengan tahapan dalam menyusun visi dan misi sekolah.
B.
Saran
Kegiatan
pelatihan manajemen pendidikan membutuhkan waktu yang cukup panjang, karena
kegiatan ini memerlukan proses pemahaman
dan juga keterampilan dalam mengaplikasikan konsep manajemen pendidikan ke
dalam praktek manajemen di sekolah masing-masing.
Kepada
para kepala sekolah untuk inisiatif
menggali informasi yang lebih banyak tentang manajemen pendidikan berikut
aplikasinya, Selain itu kepala sekolah juga tidak perlu segan untuk melakukan
peninjauan ulang terhadap visi dan misi sekolah di mana beberapa sekolah, visi
dan misi sekolah dibuat oleh yayasan dan tidak melibatkan kepala sekolah dan
komite sekolah. Maka dari itu kepala sekolah melakukan pendekatan persuasif
kepala ketua yayasan untuk meninjau ulang visi dan misi yang sudah ada, dan
melakukan perbaikan jika dirasa perlu dilakukan perbaikan sesuai dengan
perubahan tuntutan zaman.
Kepala UPTD pendidikan kecamatan cibinong perlu
memberikan pelatihan yang memungkinkan kepala sekolah dan para guru untuk
melakukan inovasi-inovasi dan selalu update
terhadap informasi-informasi terbaru, sehingga sekolah tidak diibaratkan menara
gading yang tidak mampu mengikuti perkembangan yang terjadi di masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar