Rabu, 20 April 2016

BIOGRAFI SBY


1--Meniti perjalanan anak bangsa
Tidak banyak tokoh nasional yang mengakhiri perjalanan karier militer maupun politiknya dengan sempurna, tanpa menimbulkan controversial.
Kadar intelektualitas
Sosok SBY sebagai tokoh pembaru pemikiran TNI,banyak mengundang simpatik masyarakat pada awal  reformasi 1998 lalu . ia adalah lulusan terbaik Akabri tahun 1973 dengan penghargaan Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama yang merupakan prestasi tertinggi antara gabungan mental , fisik , dan intelektualitas .
Melepas Baju Hijau
Karier militer SBY terhenti ketika ia diangkat Presiden Abdurahman Wahid menjadi Menteri Pertambangan dan Energi pada tahun 1999. Ditambah lagi ia tampil sebagai seorang politisi sipil ketika menjadi salah seorang pendiri Partai Demokrat.Pangkat terakhir Susilo Bambang Yudhoyono adalah Letnan Jenderal TNI,menjelang pension pada tanggal 25 September 2000 oleh Presiden Abdurahman Wahid dianugerahi Jenderal Kehormatan.Jadi, secara resmi SBY adalah pensiunan jenderal penuh bintang empat .
Pada waktu menjabat Menteri Pertambangan dan Energi di awal reformasi, SBY mempunyai lingkup tugas yang tidak mudah, berkaitan dengan masalah kehidupan yang sangat peka di masyarakat yaitu kebutuhan hidup sehari-hari . Untuk strategi penghematan, pemerintah menetapkan kebijakan anggaran dengan mengurangi sibsidi yang memberatkan keuangan Negara, antara lain pengurangan subsidi BBM dan tariff dasar listrik (TDL). Kedua subsidi tersebut menjadi domain Departemen Pertambangan dan Energi yang dipimpin SBY.Walaupun pemerintah mempunyai sejumlah alasan kuat atas penghapusan subsidi tersebut, ,namun masyarakat tidak mudah menerimanya . Beban hidup masyarakat makin bertambah . Sebuah kebijakan yang tidak popular .Saat itu SBY menjadi sorotan publik .Namun, berkat kejelian dan kemampuan memainkan peran public relations yang baik , SBY mampu mengkomunikasikan kebijakan tersebut agar dapat dimengerti dan diterima oleh masyarakat . SBY segera mengambil prakarsa untuk melakukan sosialisasi kenaikan BBM dan TDL kepada masyarakat . SBY segera mengambil prakarsa untuk melakukan sosialisasi kenaikan BBM dan TDL kepada masyarakat . SBY membentuk Tim Sosialisasi Pencabutan Subsidi BBM dan TDL .Tim ini bertugas menjelaskan kepada masyarakat, kenapa subsidi perlu dicabut,serta berbagai langkah yang akan ditempuh oleh pemerintah .SBY berpandangan bahwa masyarakat harus tahu kesulitan yang sedang dihadapi pemerintah untuk menyelamatkan keuangan Negara dan hari depan bangsa . Masyarakat juga harus tahu langkah apa yang ditempuh pemerintah dalam mengatasi kesulitan tersebut .
SBY tercatat sebagai menteri yang pertama kali mensosialisasikan kebijakan publik secara terprogram,serta terencana secara sistematis . Kepiawaian SBY, ternyata tak hanya didalam negeri . Sewaktu masih menjabat Mentaben dulu,di Wina,Austria, SBY juga mampu membawakan dirinya sebagai Menteri Pertambangan yang cukup elegan hingga bias menjadi penengah yang mampu mengakomodasikan berbagai pertentangan yang terjadii dalam perjamuan kelas dunia itu . Berawal dari perjalanan karier di pemerintahan sipil inilah yang kemudian membuat langkah tegap SBY semakin mantap menapak sebagai seorang negarawan sejati . Ia Nampak makin yakin akan kapasitas dirinya untuk memimpin negara .
Ketika Presiden Abdurrahman Wahid menawari kembali jabatan Menteri Perhubungan atau Menteri Dalam Negeri, SBY menolak . Hal ini bisa disimpulkan, SBY sesungguhnya bukan seorang pengejar jabatan, tapi seorang pengabdi Negara, dedikasinya ditunjukkan kepada kepentingan yang lebih luas yaitu nusa,bangsa dan Negara .
Demikian juga dalam hal pengunduran dirinya dari jabatan Menko Polkam pada Kabinet Megawati, SBY tidak menunjukkan sikap frontal memprotes , meski dibelakang hari ia menunjukkan rasa kecewanya yang mendalam karena dikurangi satu persatu kewenangannya, sehingga ia tidak memungkinkan lagi bisa bertindak optimal dalam kapasitas sebagai Menko Polkam. Ia akhirnya memilih mengalah,bersikap elegan dan gentlemen, yaitu mengundurkan diri dari jabatan menteri .Hal yang jarang dilakukan orang.Padahal tiap politisi hampir dapat dipastikan selalu memimpinkan untuk bisa duduk menjadi menteri .Tapi bagi SBY, jabatan bukan segalanya.
Berawal dari dukungan Partai Demokrat terhadap SBY , maka tidak diduga telah terjadi eskalasi yang makin menguat dari partai-partai lain yang ikut mendukung pencalonan SBY.Seperti pada pertengahan Agustus 2003 di Palembang, Profesor Budhisantoso Ketua Umum Partai Demokrat Bersatu (PDB) , tiba-tiba mengumumkan pencalonan SBY sebagai Kandidat Presiden 2004 dari Partai Demokrat .Pada pertengahan bulan Oktober 2003, Partai Bulan Bintang (PBB) dalam Mukernas yang ke-IV di Bekasi, Jawa Barat , memberikan  dukungan spontan terhadap SBY sebagai salah satu calon presiden .
Pemilihan Presiden
Untuk yang pertama kalinya, presiden dipilih langsung oleh rakyat melalui Pilpres yang demokratis . Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono adalah Presiden Indonesia ke enam yang terpilih dalam pemilihan umum secara langsung oleh rakyat pertama kali . SBY menang dalam pemilu presiden September 2004 melalui dua tahapan pemilu presiden Indonesia . Presiden SBY mulai menjabat pada 20 Oktober 2004 bersama Jusuf Kalla sebagai wakil presiden .
Daya pesona
Figur kepribadian SBY sebagai seorang yang berlatar belakang budaya Jawa Tulen, nampak sekali ia tahu benar tata krama kehidupan pergaulan bermasyarakat . Ia mengenal tata kesantunan berbudi pekerti luhur . SBY dikenal sebagai sosok seorang pemimpin yang bersahaja,rendah hati dan bertindak selaras harmonis. Darah santrinya mengalir dari ibunya (Sitti Habibah), putri salah seorang pendiri pondok pesantren Tremas Pacitan Jawa Timur yang amat termashur pada masa itu . Walaupun SBY menyandang berbagai jabatan penting di kemiliteran maupun pemerintahan, tapi ia tetap menunjukkan sikap bhaktinya sebagai sosok yang santun dan rendah hati .
 Pembawaan SBY yang Nampak penuh kehati-hatian (bijak), banyak pertimbangan humanistis, dan pola berpikirnya yang strategis bernuansa akademis, lantaran pengaruh pendidikan militer , dan pembawaan kultur Jawa yang penuh kewaspadaan ( tidak grusa-grusu) . Bekal pendidikan dan pengalaman di bidang kemiliteran telah membentuk kepribadian SBY sebagai seorang yang berpikiran jernih,, dan bertindak cermat, sehingga ia  terpilih menjadi pemimpin bangsa yang dihargai .
Dari pandangan para politisi, birokrat, pelaku bisnis , para agamawan, hingga rakyat biasa kebanyakan, gaya bicara SBY yang santun,tenang, sistematis, dan berwibawa, menunjukkan kearifan seorang pemimpin visioner yang tahu akan tanggungjawabnya terhadap nasib bangsa ke depan .
 Menghadapi Tantangan
Presiden SBY membentuk UKP3R , walaupun sempat menunai kritik tajam, bahkan Wakil Presiden Juyus Kalla nampak kurang berkenan, karena tidak dilibatkan dalam pembicaraan pembentukannya .UKP3R adalah sebuah lembaga kepresidenan yang diketuai dikukuhkan oleh Marsilan Simandjuntak pada tanggal 26 Oktober 2006. Menurut pernyataan resmi pemerintah, UPK3R menurut unit kerja untuk presiden yang bertugas menangani hai-hal yang bersifat teknis operasional,untuk meninjaklanjuti dan melakukan langkah-langkah konkret terhadap banyak hal yang telah dilakukan presiden, seperti hasil kunjungan kerja kenegaraan ke berbagai negara yang menghasilkan sejumlah kesepakatan kerjasama, tidak terhenti sampai disitu,tetapi harus di follow up secara rinci, terprogram, dan mematuhi jadwal waktu yang terukur , serta berkoordinasi langsung dengan presiden .

2--Kehidupan keluarga
Susilo Bambang Yudiono biasa dipanggil dengan sebutan popular (SBY) atau dipanggil Sus oleh orang tuanya dan keluarga dekatnya. Arti nama Susilo adalah penuh kesusilaan atau berperangai santun.Bambang artinya kesatria.Yudho artinya perang.Yono artinya kemenangan. Bila digabung kira-kira artinya “Seorang kesatria yang selalu menenangkan peperangan dengan cara kesantunannya”.
SBY dilahirkan di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur,tanggal 9 September 1949.Lahir sebagai anak tunggal sehingga memperoleh kasih sayang yang teramat besar dari kedua orang tuanya . Sebagai anak tunggal dari pasangan Raden Soekotjo dengan Siti Habibah . SBY yang lahir seusai adzan dzuhur,cukup mendapatkan kasih saying.SBY lahir tanpa ditunggui ayahnya yang sedang kedinasan, di rumah kakeknya sederhana di Desa Tremas sekitar 15 kilometer dari Kota Pacitan.
Sosok SBY yang di kemudian hari menjadi jenderal bintang empat, lahir dan dibesarkan di lingkungan keluarga militer, ayahnya adalah pensiunan bintara Pembantu Letnan Satu (Peltu) TNI AD . Soekotjo yang menjabat sebagai Danramil selama empat periode di sejumlah kecamatan di Pacitan menanamkan jiwa disiplin dan kemauan keras pada putra satu-datunya itu . Ibunya (Sitti Habibah) adalah keturunan dari pendiri pondok pesantren Tremas, Pacitan,Jawa Timur yang didirikan tahun 1830.Lingkungan SBY dari keluarga muslim yang taat. Pada masa kanak-kanaknya, SBY sering diajak orangtuanya ke masjid di lingkungan pondok pesantren, belajar mengaji dan sholat berjamaah . Jadi, tak perlu diragukan kehidupan keagamaan SBY sebagai seorang sholeh yang taat beragama.
Darah Bangsawan
Latar belakang kehidupan SBY adalah anak kampong . Garis keturunan bangsawan Jawa mengalir dari dua arah Majapahit dan Sultan Hamengkubuwono II.Kakek SBY bernama Raden Imam Badjiri adalah anak dari hasil pernikahan Kasanpuro (Naib Arjosari II) dan RM Kustilah. Dari Kasanpuro itulah darah biru Majapahit merambat hingga SBY. Sementara trah Sultan Hamengkubuwono II bernama asli RA Srenggono, dititiskan RM Kustilah sebagai keturunan kelima. Dalam silsilah lengkapnya SBY juga memiliki garis keturunan Pakubuwono.
Untuk kelancaran sekolahnya SBY sewaktu kecil tinggal bersama pakdenya Sastro Suyitno yang menjadi Lurah di Desa Ploso, Pacitan . SBY lahir dari lingkungan keluarga yang prihatin, ayahnya sebagai Komandan Komando Rayon Militer (Danramil) yang wilayah tugasnya mencakup satu kecamatan, boleh dikatakan tidak berkecukupan secara ekonomi.Dengan pangkat Pembantu Letnan Satu( Peltu), gajinya pas-pasan . Terlebih mengingat area tugasnya didaerah terpencil,terisolasi,sepi,termasuk daerah gersang nan tandus .
Rumah tinggal
Sewaktu kecil SBY tinggal di rumah yang sangat sederhana, luasnya 12meter x 20meter dan terbagi menjadi dua ruang. Bagian depan, merupakan ruangan luas,yang sejak dulu selalu dipergunakan sebagai ruang pertemuan, sebelah kiri ruang pertemuan terdapat kamar kecil ukuran 1.5 meter x 3 meter . Di kamar itulah SBY kecil menghabiskan waktu untuk belajar dan istirahat .Sejak dijadikan balai pertenuan Kelurahan Ploso Pacitan, rumah tersebut kini sering menjadi tempat kunjungan para pejabat Negara. Setiap kali presiden SBY melakukan kunjungan keluarga di Pacitan, selalu menggunakan tempat kenangan tersebut baik untuk sekedar temu kangen dengan bekas teman-temannya ataupun main band bernyanyi bersama .
Turunan darah tentara
Keluarga SBY memiliki pertalian darah tentara.SBY dilahirkan dan dibesarkan di tengah keluarga tentara. Darah tentara yang mengalir di diri SBY merupakan warisan dari ayahnya yang pensiunan TNI-AD, pangkat Pembantu Letnan satu .
3--Dunia Cendikiawan Intelektualitas
SBY dikenal sebagai jenderal pemikir, tidak saja seorang prajurit yang hanya bisa memnagkul senjata dan perang, tapi banyak kelebihan yang dimiliki diluar dunia kemiliteran. Misalnya, prestasi di bidang akademis, karya-karya ilmiah intelektual, dan jiwa kecendikiawanan. SBY kaya akan berbagai pemikiran yang bernuansa luas hingga ke mancanegara.
Pada saat proses reformasi sedang berjalan, SBY yang merupakan bagian dari kepemimpinan ABRI yang ikut memberikan sumbangsaran pemikiran terhadap reposisi ABRI dalam menghadapi perubahan zaman dan dinamika tuntutan masyarakat sipil . Dengan bermodalkan kemampuan intelektualitas, latar belakang pendidikan, pengabdian, pengalaman di tiap penugasan kenegaraan yang telah membuktikan diri mampu melakukan pembaruan dan perubahan mendasar .
Pendidikan formal
Dalam pendidikan formal SBY pertama kali memperoleh pendidikan di Sekolah Rakyat (SR,sekarang SD) di kampong halamannya yaitu Sekolah Rakyat Gajahmada ( sekarang SDN Balerejo I), Purwosari, Kecamatan Kebonagung. Minat dan cita-citanya ingin masuk AMN (Akademi Militr Nasional) tumbuh saat duduk di bangku kelas lima SR tahun 1961 yaitu ketika pertama kali SBY mengenal dan akrab dengan sebutan AMN di Magelang,Jawa Tengah yang nama AMN berubah menjadi Akabri (Akademi Angkatan Bersenjar=ta Republik Indonesia).
Bakat kepemimpinan SBY sudah terlihat sejak dibangku SR . ia sudah dipimpin menjadi komandan pleton saat diadakannya gerak jalan dan berhasil menang sebagai juara pertama . setamat sekolah SR, SBY masuk SMP Negeri Pacitanyang pada saat itu menjadi sekolah favorit anak-anak kota . Sejak dibangku SMP, jiwa kepemimpinan mulai tumbuh berkembang.Ia aktif dalam berbagai kegiatan intra dan ekstra sekolah . Ketika SMA kecerdasan SBY semakin nampak, ia tak hanya menonjol dalam setiap mata pelajaran, tapi juga kedermawanannya senantiasa berbagi ilmu dan pengetahuan kepada teman-temannya . Akhir tahun 1968, SBY lulus SMA,kemudian melanjutkan perjuangan untuk mewujudkan cita-cita masa kecilnya menjadi tentara dengan masuk Akabri, namun ia tidak meneruskan ke Akabri karena terlambat mendaftar yang dikarenakan salah informasi dan dalam masa setahun ia mengisi waktu kosongnya dengan mendaftar test masuk perguruan tinggi di Surabaya . Ia lulus test, dan diterima menjadi mahasiswa Teknik Mesin, Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) yang tertarik memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) di Malang Jawa Timur .
Masuk Akabri
Menjelang akhir tahun 1969. SBY mendaftar masuk Akabri di Malang, Jawa Timur. Setelah lulus ujian saringan di Malang, ia ikut test lanjutan di Bandung, dan berhasil lulus , SBY pun dikirim ke Magelang dan baru ikut pendidikan militer di awal tahun 1970, maka ia dikenal sebagai Taruna Akabri Angkatan 70. Selama masih taruna prestasi SBY tergolong sangat menonjol. Selama empat tahun di Akabri SBY memperoleh tujuh bintang penghargaan. Bintang Adhi Mekayasa disematkan langsung oleh Presiden Soeharto di dada SBY. Tepatnya pada tanggal 11 Desember . Sejak itu secara resmi SBY dinyatakan menyelesaikan pendidikan kemiliteran sebagai lulusan terbaik di antara 98 taruna lulusan seangkatan. Ia berhak menyandang pangkat Letnan Dua Infantri dengan NRP 26418.
Dalam perjalanan karier militer selanjutnya ia mengikuti pendidikan Kursus Komandan Batalyon di Bandung (1985), bersamaan dengan menjabat Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985). Kemudian mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI-AD (Seskoad) di Bandung yang juga keluar sebagai lulusan terbaik Seskoad (1988-1989). SBY pun sempat menjadi dosen Seskoad (1989-1992), dan ditempatkan di Dinas Penerangan TNI-AD (Dispenad) dengan tugasnya antara lain membuatkan naskah pidato KSAD Jenderal Edi Sudrajat .
Pendidikan militer luar negeri
Prestasi cemerlang dalam dunia pendidikan militer tidak saja diperoleh di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri pun SBY berhasil mengukir prestasi . Ketika bertugas di Mabes TNI-AD , SBY mendapat tugas belajar ke Amerika Serikat. Pendidikan militernya berlanjut ke Airbone and Ranger Course di Fort Benning,Georgia, AS tahun 1976. Sederet pendidikan militer lainnya diikuti SBY termasuk Infantri Officer Advanced Course juga di Port Benning dengan meraih honor graduate, Anti Tank Weapon Course di Belgia dan Jerman.
Penguasaan bahasa Inggris yang baik, telah mengantarkan kesempatan baik bagi diri SBY , ia sering dikirim keluar negeri mengikuti pendidikan militer di AS, Belgia, dan Jerman . Diantaranya, mengikuti US Army Command & General Staff College (CGSC) di Fort Leavenworth, AS , 1990. Di CGSG, SBY menjadi lulusan terbaik kedua setelah perwira militer asal Australia. Sebelumnya SBY juga terpilih mengikuti pendidikan lintas udara (airbone) dan pendidikan pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat, Ford Benning,Georgia , tahun 1976.Kemudian selama dua tahun. 1982-1983, SBY mengikuti pendidikan di Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, AS dengan meraih honour graduate, sekaligus praktik kerja-On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS 1983. Lalu pendidikan Jungle Warfare Training di Jungle Warfare School,Panama (1983), Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman ( 1984) dan Command and General Staff College di Fort Leavenworth,Kansas, AS (1990-1991).
Pasca Sarjana
Pada waktu mendapat tugas belajar ilmu kemiliteran di luar negeri, SBY tidak mensiakan waktunya untuk juga mengikuti kuliah di Webster University AS, dan berhasil lulus  mendapat gelar MA di bidang manajemen. Ia di wisuda di Kampus Kansas City, Webster University pada 1991. Ditengah kesibukannya sebagai seorang prajurit dan pejabat Negara, SBY masih sempat mengikuti kuliah doctoral (S3) pada jurusan Ilmu Ekonomi Pertanian di Institut Pertanian Bogor (IPB) . Sehinggal gelar doctor (PhD) diperoleh dari kuliah IPB Bogor tersebut pada tanggal 3 Oktober 2004. Presiden SBY menyatakan bahwa penulisan disertasi dan gelar doctor tersebut diperoleh secara jujur dan fair sesuai standar akidah akademis. Pada 15 Desember 2005, SBY menerima gelar doctor kehormatan di bidang ilmu politik dari Universitas Thammasat Bangkok (Thailand). Dalam pidato pemberian gelar, ia menegaskan , politik merupakan seni untuk perubahan dan transformasi dalam sebuah Negara demokrasi yang damai . Selain itu, SBY mendapat gelar Doktor Honoris Causa (HC) bidang hukum dari Webster University serta penghargaan Internasional Hall of Fame ( IHOF) dari Commanding and General Staf Collage (CGSG). CGSG adalah institusi yang pertama kali memberikan pengajaran di bidang taktik, strategi dan prosedur hubungan komando dan staf di lingkungan angkatan darat AS. Atas pertimbangan bahwa SBY pernah belajar di institusi tersebut pada 1991, oleh karena itu penganugerahan keanggotaan IHOF ditandai dengan pemberian sertifikat kehormatan dan sertifikat alumni kehormatan. Gelar Dokter HC diberikan kepada SBY di kampus Webster University Saint Louis Missourri, AS. Sementara itu penghargaan IHOF diberikan di Fort Leavenworth, Kansas . Pemberian gelar Doktor HC tersebut karena SBY dianggap memiliki visi dalam menegakkan kembali kepercayaan dan akuntabilitas public . IHOF diberikan sebagai penghormatan kepada para alumninya terutama yang berasal dari mancanegara guna sebagai tali pengikat persahabatan para alumni . saat menyerahkan gelar doctor HC , Presiden Webster University Richard S Myers mengatakan “ suatu kebanggaan bagi kami, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dating ke almamaternya untuk menerima kehormatan akademik yang tinggi , doctor kehormatan” . SBY juga pernah memperoleh gelar MA di bidang manajemen dari Kampus Kansas City, Webster University pada 1991. SBY menjadi presiden Indonesia kedua yang menerima gelar doctor kehormatan bidang hukum dari universitas di Amerika Serikat .
4--Karier militer
Perjalanan dinas militer yang dilalui SBY cukup panjang . Dimulai dari jabatan sebagai Komandan Divisi Korps Taruna Akabri, 1973. Berlanjut sebagai Dan Tompan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A.Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi langsung sekitar 30 prajurit. Batalyon Linud 330 merupakan salah satu dari tiga batalyon di Brigade Infantri Lintas Udara 17 Kujang I/Kostrad, yang memiliki nama harum dalam berbagai operasi militer.Ketiga batalyon itu ialah Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Batalyon Infantri Lintas Udara 328/Dirgahayu, Batalyon Infantri Lintas Udara 305/Tengkorak . kemudian SBY memangku jabatan Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak ( Dan Topan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977. SBY juga pernah menjadi Dan Ton Mo.81 Yonif Kostrad pada 1977.SBY menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977). Setelah itu, beliau ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978). Ditugaskan memimpin pleton bertemput di Timor Timur dalam sebuah operasi khusus di Timor Timur menjadi Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981) dan Paban Muda Sops SUAD (1981-1982).Kemudian menjadi Komandan Batalyon (Danyon) 744/Satya Yudha di Dili Timor Timur, 1986-1988. Batalyon ini merupakan pasukan organic Kodam Udayana yang di deploy ke Timor Timur . Dipercayai menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988), dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988). Kemudian SBY kembali bertugas di satuan tempur, diangkat menjadi Komandan Brigade Infantri Lintas Udara ( Dan Brigif Linud) 17 Kujang I/Kostrad (1993-1994) bersama dengan Letkol Riyamizard Ryacudu .Kemudian menjabat Asops Kodam Jaya
(1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995).
Prestasi militer yang tak terlupakan sepanjang hidup SBY ketika pad tahun 1995 dikirim ke Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB. SBY menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas Negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan Bosnia .
Saat bertugas di Bosnia SBY menjalin hubungan baik dengan Kofi Annan, diplomat karier PBB berkedudukan sebagai Special Envoy Sekjen PBB Butros Butros Gali . Beberapa tahun kemudian,Kofi Annan yang terpilih menjadi Sekjen PBB menjadikan persahabatan SBY dengan Annan berguna bagi kepentingan bangsa dan Negara Indonesia. Sepulang dari Bosnia, SBY lalu diangkat menjadi kepala staf kodam jaya (1996) . jabatan itu hanya dijabat selama lima bulan, kemudian SBY menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997).
5--Karier Militer
Periode 1974-1976, ia memulai karier di Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad. Pada tahun 1976, ia belajar di Airborne School dan US Army Rangers, American Language Course (Lackland-Texas) , Airbone and Ranger Course (Fort Benning) Amerika Serikat .
Karirnya berlanjut pada periode 1976-1977 di Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad, Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977), Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978, Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981, Paban Muda Sops SUAD (1981-1982. Periode 1982-1984 , ia belajar di Infantry Officer Advanced Course ( Fort Benning) Amerika Serikat.
Tahun 1983, ia belajar pada On the job training in 82-nd Airbone Division (Fr\ort Bragg) Amerika Serikat, Jungle Warfare School (Panama), Kursus Senjata Antitank di Belgia dan Jerman pada tahun 1984,Kursus Komando Batalyon (1985) dan meniti karier di Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985), Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988), dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988).
Periode 1998-1989, SBY masuk sekolah Komando Angkatan Darat dan belajar di US Command and General Staff College pada tahun 1991. Periode (1989-1993), ia bekerja sebagai dosen Seskoad Korspri Pangab, Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994,Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995) serta Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (1995-1996). Pada tahun 1997, ia diangkat sebagai Kepala Angkatan Bersenjata dan Staf Urusan Sosial dan Politik . Ia pension dari kemiliteran pada 1 April 2001 oleh karena pengangkatannya sebagai menteri .
Lulusan Command and General Staff College ( Fort  Leavenwort) Kansas AS dan Master of Art (MA) dari management Webster University Missouri ini juga meniti karier di Kasdam Jaya (1996) , dan Pangdam II/Sriwijaya sekaligus Ketua Bakorstanasda.Karier puncak militer SBY terhenti sebagai Kepala Staf Teritorial ( Kaster ABRI) dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal (Letjen) TNI.
6—karier politik
Mengidolakan Mertuanya
Dalam meniti karir militernya, SBY Nampak sangat mengidolakan Jenderal Sarwo Edhie Wibowo yang tidak lain merutanya sendiri . kebesaran SBY seharusnya dapat nebeng nama besar sang mertua  Jenderal Sarwo Edhie Wibowo, tapi ia tidak pernah lakukan itu . SBY menjalani hidup sesuai apa adanya yang ada pada dirinya.Tidak pernah membawa-bawa kebesaran nama orang lain. Namun, mungkin saja Soeharto berpikir lain sebagai orang yang dikenal ahli strategi di kalangan TNI, SBY bisa diangap “ancaman”, sewaktu-waktu namanya meledak seperti mertuanya dulu, dan memiliki potensi terpilih menjadi presiden menggantikan dirinya,maka Soeharto pun hati-hati dalam menempatkan posisi SBY. Soeharto tahu kapasitas SBY yang lulusan Akabri terbaik tahun 1973.Namun demikian,Soeharto tidak pernah memberikan peran penting yang menentukan dalam jajaran militer maupun pemerintahan.
Ketika SBY menjabat menjadi Ketua Fraksi ABRI MPR, Kaster ABRI, Ketua Bakorstan, dan Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999), tampil sebagai juru bicara Fraksi ABRI menjelang Sidang Umum MPR 1998 yang dilaksanakan pada 9 Maret 1998, dan Ketua Fraksi ABRI MPR dalam siding Istimewa MPR 1998.Pada saat itu,peran SBY semakin menonjol sebagai sosok Jenderal Pemikir .Kehadiran SBY sebagai figur militer professional justru mengangkat citra dirinya sebagai orang yang memiliki integritas .
Pengunduran Diri
Sebelum SBY mencalonkan diri sebagai kandidat presiden, ia telah menyerahkan surat pengunduran dirinya yang dikirim kepada Presiden pada hari Kamis tanggal 11 Maret 2004 pagi . pengunduran diri dilakukan setelah sekitar dua minggu kemeluy politik terbuka dengan Megawati . keputusan mundur dari cabinet itu tampaknya merupakan klimaks dari kemelut panjang dalam kancah perebutan kekuasaan kursi presiden.  Setelah mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkan dan sejalan dengan masa kampanye pemilu legislative 2004, ia secara resmi menjadi kandidat dari Partai Demokrat. Berkat keberadaan SBY dalam Partai Demokrat telah membawa sukses dalam pemilu legislative dengan meraih 7.45persen suara.
7--Masa kepresidenan
Setelah SBY terpilih menjadi presiden ia menyatakan melakukan good governance . pemerintah yang bersih akan menjadi contoh birokrasi yang bersih. Dan birokrasi bersih merupakan cara juti mengikis habis KKN . “ Pemerintah harus tanggap dan konsisten, apa yang direncanakan harus sesuai dengan aspirasi masyarakat” , tegas SBY .
Para menteri diminta untuk membuat laporan pertanggung jawaban kepada public . SBY telah mewujudkan cabinet yang ramping, sederhana  , tak banyak tetapi efektif . tujuannya untu kmenghemat anggaran Negara . banyak kementerian yang dipangkas, tiap pejabat partai yang menjadi  pejabat Negara partainya harus dilepaskan .
Reformasi birokrasi
Realitas kehidupan politik yang ada menunjukkan bahwa performance cabinet yang sekarang diisi oleh figur para menteri yang berasal dari kader partai-partai politik, maka pada tanggal 29 September 2006 keluar keputusan presiden (Keppres) Nomor 17 tahun 2006 tentang Unit Kerja Presiden untuk Percepatan Program Reformasi (UKP3R). UKP3R dibuat untuk  member masukan kepada Presiden, berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden , yang bermasa dinas tiga tahun dan memantau atau memperlancar kegiatan presiden dalam perbaikan iklim usaha dan investaasi, pelaksanaan reformasi administrasi pemerintahan, perbaikan kinerja BUMN, perluasan peranan usaha kecil dan menengah dan perbaikan penegakkan hukum .
Otonomi dan desentralisasi
Presiden SBY menegaskan bahwa setelah era desentralisasi ditandai dengan otonomi daerah dan otonomi luas, Presiden bukan penanggung jawab untuk segala masalah. Desentralisasi membawa konsekuensi penyebaran dan pembagian tanggung jawab kepada kepala daerah . adanya desentralisasi dan otonomi daerah sesungguhnya tidak ada lagi ketergantungan mutlak daerah-daerah tersebut terhadap pusat . Kalau sebelum reformasi semua tergantung pada pemerintah pusat , di era desentralisasi semua serba kebalikannya . perubahan dan pembagian tanggung jawab itu diharapkan perlu dipahami oleh seluruh rakyat Indonesia, media masa, dan lembaga swadaya masyarakat.
Dalam rangka Negara kesatuan Republik Indonesia , otonomi daerah memang tidak sepenuhnya murni memberlakukan kebebasan yang liberal, ada aturan vertical yang harus dipatuhi pemerintah daerah, ke bawah mendengarkan aspoirasi rakyat yang di pimpinnya, ke atas harus tunduk kepada undang-undang dan peraturan Negara yang lebih tinggi seperti dala UU no 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, salah satu kewenangan pemerintah pusat , Menteri Dalam Negeri berhak membatalkan Perda atau Pergub apabila dijumpai mengandung unsur tidak sesuai kepentingan umum dan peraturan perundangan yang lebih tinggi (pasal 185 ayat 5).
8—politik dalam negeri
Separatisme Aceh
Separatisme Aceh dapat diselesaikan dengan damai melalui kesepakatan Helsinki yang  menguntungkan pemerintah karena otomatis eksistensi GAM (Gerakan Aceh Merdeka) jadi kabur makna karena tetap berada dalam kerangkan NKRI . Kesepakatan Helsinki telah “mengubur” impian Aceh Merdeka yang ingin terlepas dari NKRI. Amien Raies justru mencurigai kesepakatan damai antara pemerintah dan GAM itu sebagai sesuatu yang kebablasan . Ternyata  SBY yang benar, kecurigaan Amien Raies yang Nampak keblablasan . Mengapa GAM setelah 30 tahun melaksanakan aksi kekerasan mau benar-benar menghentikan gerakannya dan kembali normal di tengah-tengah masyarakat,karena SBY telah mampu menunjukkan kemampuan daya intelektualnya dalam mengembangkan diplomasi berliku yang fokus pada pencapaian keutuhan NKRI .


Gerakan Cabut Mandat
Presiden SBY mempunyai peluan guntuk mengurus rakyat langsung, legitimasi politik yang dimiliki dari rakyat langsung hingga hasil Pilpres 2004 membuat dirinya memiliki akar yang merakyat. Ia tidak mudah dijatuhkan , ia memiliki momentum politik yang baik . ia ingin menempatkan masyarakat Indonesia menjadi bangsa yang menyatu, tidak pilih kasih . Hal I nilah yang kemudian sering menimbulkan salah tafsir banyak pihak yang pernah dekat dengannya terhadap kebijakan SBY yang dianggap sebagai “habis manis sepah dibuang” . Maka munculah gerakan semacam “ cabut mandate” karena kekecewaan.  Namun Presiden SBY nampaknya tidak merisaukan hitung-hitungan suara di DPR maupun DPD dalam kerangka MPR yang sewaktu-waktu melakukan tuduhan terhadap dirinya .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar