Rabu, 20 April 2016

BIOGRAFI SUDI SILALAHI



Sudi Kecil
Terlahir dari orang tua yang berbeda kultur ayahnya Abdul Azis Silalahi yang berasal dari Batak dan Ibunya Kartonah yang berasal dari Sleman, Yogyakarta. Sudi Silalahi lahir dari keluarga sederhana di Tanah Jawa, Simalungun, Sumatera Utara, 13 Juli 1949 bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan 1369 Hijriah. Merupakan anak ketujuh dari sepuluh bersaudara. Sudi melewati masa kecilnya di Tanah Jawa. Mengapa ayahnya memberi nama Sudi, karena ia ingin si anak benar-benar sudi terhadap kebersahajaan hidup orang tuanya yang dua kali masuk bui/penjara.
Sebagai anak desa, Sudi ditempa sejak kecil sebagai orang yang jujur, pekerja keras, dan disiplin, serta sejak kecil ditempa oleh orangtuanya hidup dalam kebersahajaan dan penuh keprihatinan. Kendati dalam posisi sebagai kepala nagori (kepala desa) kepada sepuluh anaknya, sang ayah, Abdul Aziz Silalahi, mendidik anak-anaknya dalam suasana kesederhanaan, suka bekerja keras, dan banyak belajar dari alam  sekitar.
Ketika masuk sekolah dasar, Sudi kecil sudah pandai membaca dan menulis, sudah pula lancar mengaji dan dan bahkan sudah aktif mengajarkan anak-anak yang berusia lebih muda darinya. Ketika beranjak remaja Sudi bercita-cita untuk bisa bersekolah di ITB. Oleh sebab itu, ia mulai dari bersekolah di Sekolah Teknik Mesin (STM), kemudian kelak melanjutkan ke ITB.
Titian Perjalanan Panjang
Ketika lulus SMP ayahnya mendaftarkan Sudi ke SMA Negeri di Siantar. Bagi Sudi, dengan disekolahkannya di SMA berarti dia tidak bisa melanjutkan ke ITB. Meski dimasukkan ke sekolah yang kurang sesuai dengan kehendaknya namun rasa hormat dan patuh terhadap orang tua menjadi hal paling utama untuk ia kedepankan. Ia pun mejadi siswa SMA Negeri di Siantar. Sementara, yang terus mengobsesi adalah keinginan untuk berpindah sekolah dari SMA ke STM, tetapi hal itu dipendam saja dalam perasaan dan pikirannya, karena ia tidak berani mengatakan pada ayahnya.
Situasi kemudian berubah, waktu kakak perempuannya yang bermukim di Bandung pulang ke kampung halaman di Nagori Suhinagodang, Tanah Jawa. Sudi ditawarkan agar mau ikut ke Bandung untuk tinggal bersama kakaknya di sana. Sebelumnya Sudi menolak tawaran kakanya itu karena ia ingin membantu keluarga sambil bersekolah di Siantar, tetapi setelah ia berpikir ulang lagi maka diterimanyalah tawaran dari kakaknya itu. Harapan yang  telah sempat ia kuburkan tentang bersekolah di STM kemudian mencuat lagi dalam pikirannya. Berangkatlah ia ke Bandung dan mengajukan berhenti dari SMA Negeri Siantar.
Sesudah mendekati lulus, baru ia ketahui, bahwa yang ke ITB itu harus lulusan SMA bukan dari STM. Bisa dibayangkan apa yang terjadi, perasaannya gundah gulana dan pikirannya berkecamuk. Pupus sudah harapannya untuk lanjut ke ITB. Kemudian ia berpikir untuk mulai mencari pekerjaan selulus STM nanti.
Selama merantau ikut kakak perempuan dan bersekolah di Bandung banyak kenangan manis dan member kesan bagi Sudi Silalahi. Yang paling berkesan itu adalah saat ia pernah ditawari temannya untuk mejadi loper Koran sebuah Warta Ekonomi dengan penghasilan yang lumayan. Sambil bersekolah ia menjadi loper koran dan hasil yang didapatnya digunakan untuk membiayai hidup sekolah, dengan demikian dia tidak lagi mengandalkan kiriman uang dari orang tuanya.
Setelah lulus dari STM Sudi mendaftar dan mengikuti ujian masuk menjadi taruna Akabri dan ia mengikuti berbagai tes sebagai persyaratan yang telah ditentukan. Singkat cerita resmilah Sudi menjadi taruna militer tahun 1969. Pendidikan Akabri Umum dan Darat lamanya empat tahun dari mulai tingkat I sampai tingkat IV di Magelang. Sudi sendiri memilih jurusan yang tentunya berdasarkan latar belakang pendidikannya waktu STM listrik (elektro), sehingga ia memilih jurusan teknik yang diharapkan nantinya bisa masuk Kecabangan Perhubungan (CHB) atau Kecabangan Artileri Perhanan Udara (Arhanud). Ketika mengikuti tes psikologi di tingkat IV hasilnya Sudi lebih tepat masuk Kecabangan Infanteri. Setelah tiga bulan mengikuti perkuliahan sesuai kecabangan hasil psikotes, oleh pimpinan dipertimbangkan adanya peluang orientasi pindah kecabangan. Sudi berpendirian meski awalnya ingin memilih kecabangan CHB sesuai dengan teknik listrik yang ditekuni, namun hasil psikotes menentukan bahwa dirinya lebih tepat jurusan tempur pada kecabangan Infanteri.Pertimbangan lain ia sudah “terlanjur basah” tiga bulan mengikuti perkuliahan kecabangan Infanteri dan sudah merasakan tepatnya hasil psikotes dan mulai tumbuh kecintaan terhadap kecabangan Infanteri.
Menemukan Jodoh  
Sejak remaja di Bandung sampai saat menjadi taruna Akabri, Sudi belum tertarik untuk memilih teman dekat dengan perempuan. Hal ini bisa dimaklumi karena dari sekolah yang dipilihnya STM, biasanya yang paling dominan itu anak laki-laki dibanding anak perempuan. Ia baru mulai agak dekat dengan perempuan ketika telah lulus dari Akabri. Sekali waktu, ketika menjadi taruna di tingkat IV (terkahir) ada kesempatan untuk studi wisata ke Yogyakarta bersama teman semua angkatan. Dalam serangkain acara, rombongan studi taruna Akabri singgah mengunjungi kebun binatang.
Tetapi ada peraturan yang mengkhususkan para taruna angkatan darat ini tidak diperbolehkan masuk ke kebun binatang tersebut,karena kondisi di tempat keramaian yang terdapat sarana hiburan biasanya mendorong orang untuk santai, penuh canda, berleha-leha dan dikhawatirkan jika taruna yang hadir ditempat itu sikap diri sebagai militer hilang. Apa boleh buat peraturan wajib dipatuhi. Karena tidak diperbolehkan masuk ke kebun binatang itu Sudi dititipkan ke rumah bibi salah seorang taruna untuk sementara beristirahat di sana. Kebetulan keluarga bibi temannya memiliki anak gadis yang masih duduk di SMP kelas 3. Saat berada di rumah keluarga tersebut Sudi berkenalan dengan gadis itu kemudian menjadi dekat layaknya kakak adik.
Ternyata dengan adanya ketentuan dan larangan bagi Taruna Angkatan Darat mengunjungi tempat hiburan membawa berkah. Berkahnya ia mendapat teman baru dan khusus yaitu putrid Purworejo yang tinggal di Yogya yang akhirnya pertemuan mereka terus berlanjut sampai Sudi ditugaskan ke Palembang. Mereka saling kirim-kiriman surat selama kurang lebih tiga tahun lamanya. Bukan cuma dekat, rupanya Sudi jatuh hati kepada gadis itu. Sudi pun merasakan sudah waktunya menyatakan sikap untuk meminta kepada orang tua si gadis. Singkat cerita, dengan gagahnya Sudi pun terbang ke Yogyakarta untuk melamar gadis itu.
Tentu saja, orang tua Sri Rahayu Mulyani tidak serta merta ‘menerima’ permintaan Sudi. Apalagi lelaki yang meminta berasal dari Sumatra, yang secara cultural berbeda dengan Jawa. Kemudian Sudi menngunakan kiat-kiat untuk memungkinkan meruntuhkan hati calon mertuanya. Kemampuan menguasai sekian banyak bahasa daerah menjadi ‘penolongnya’. Dalam pendekatan ke calon mertua ia sengaja bercakap-cakap dengan ayah mertua yang beretnis Sunda dengan bahasa Sunda, sedang ibu calon mertua menggunakan bahasa Sunda halus. Permintaan sang perwira muda itu oleh orang tua si gadis akhirnya diserahkan sepenuhnya kepada anak perempuannya untuk memutuskan, apakah yang bersangkutan mau atau tidak. Singkat cerita dipersuntinglah si gadis itu dan mereka di karunia tiga orang anak. Sudi nampaknya memang menurunkan apa yang juga terjadi dengan ayahnya yang dari keluarga Batak beristrikan perempuan Jawa.
Penolakan Ulama Jawa Timur         
Tidak banyak orang yang menyangka Sudi Silalahi adalah seorang Muslim yang taat. Sebaliknya, karena menyandang marga Silalahi, dikira sebagai seorang nonmuslim. Pada awalnya sebagai Panglima Kodam V Brawijaya, Jawa Timur, ia ditolak oleh para ulama di Jawa Timur karena dikira nonmuslim. Ia pun dicemooh oleh generasi muda Muslim yang menolak kehadirannya untuk berceramah, lagi-lagi dikira nonmuslim. Padahal, ia adalah seorang yang religius sekaligus moderat. Pada akhirnya ulama tersebut meminta maaf kepada Sudi karena kesalahpahaman tersebut, dan akhirnya permintaan maaf itu diterima ikhlas dan senang hati oleh Sudi.
Penanganan Kasus Bernuansa Konflik
            Kasus Ambon yang terjadi awal tahun 2000 merupakan satu gambaran kelam perjalanan bangsa kita. Entah apa yang jadi penyebab hingga akhirnya timbul perang saudara di Maluku terjadi. Isu SARA dijadikan stigma dalam kisruh Ambon selama beberapa tahun. Padahal hubungan antara umat Islam dan umat Kristen, bahkan pemeluk Hindu atau Budha di Indonesia ini tidak ada sesuatu yang dipermasalahkan, dan kalaupun ada diselesaikan dengan musyawarah untuk duduk bersama di atas kesalahpahaman yang menghormati satu sama lain. tapi yang terjadi Maluku luar biasa karena orang baku bunuh, baku bakar rumah ibadah, dan praktik kekejian lainnya.
            Ketika menjadi Sekertaris Menko Polkam, Sudi menyempatkan diri datang untuk melihat kondisi tempat tersebut, dengan didampingi seorang perwira. Guna mencari tahu perihal simpang siur berita yang sudah diterimanya berdasarkan dari berbagai informasi. Kejadian pertama yaitu adanya balon terbang yang ditembaki ramai-ramai oleh tentara Batalyon 143 Sriwijaya. Kemudian ia mendekati arah sumber tembakan dan langsung meminta komandan pasukan untuk menghentikan penembakan. Maka upacara penembakan itu pun terhenti.
            Setelah itu ia melanjutkan melanjutkan perjalan kearah bunyi tembakan lain yang dilakukan oleh Korps Brimob, hal serupa ia lakukan dengan memerintahkan poasukan Brimob untuk menghentikan penembakan balon udara. Sudi mengusulkan kepada Menko Polkan, Jendral TNI Susilo Bambang Yudhoyo agar panglima yang di Maluku dig anti dengan orang yang lebih sesuai, yang memiliki pengalaman penanganan pembinaan tutorial yang baik. Usulan itu diterima oleh  Jendral TNI Susilo Bambang Yudhoyo dan segera akan dikoordinasikan kepada Panglima TNI, Laksamana TNI Widodo A.S.  kemudian diadakan rapat koordinasi terbatas yang dipimpin oleh Menko Polkam. Sudi menunjuk Mayjen Djoko Santoso untuk menjabat sebagai panglima Maluku, karena ia mengenal baik potensi kepemimpinan Djoko Santoso yang pernah menjadi wakilnya itu. Dengan demikian dalam waktu delapan hari konfil di Maluku yang kurang lebih dua tahun dapat terselesaikan dengan baik. Melalui cara yang persuasive dan penuh kekeluargaan bersama Gubernur Maluku dan Kapolda dengan melibatkan tokoh-tokoh pemuka agama Islam dan Kristen dilakukan langkah-langkah solutif yang menciptakan suasana damai.
Antara Ibadah Dan Tugas
Sosok religiusnya tampak jelas ketika ia harus memilih di antara dua pilihan yang sulit, pada saat yang bersamaan ia harus berangkat menunaikan ibadah haji sebagaimana dicita-citakannya, tetapi pada saat yang sama pula ia harus mengikut pendidikan di Sesko ABRI.Inilah dilema antara ibadah dan tugas. Namun, keputusannya sudah bulat, ia memilih menunaikan ibadah haji.
Menjadi Sekretaris Kabinet
Terpilihnya Dr.H.Susilo Bambang Yudhoyono dan Drs. H. Muhammad Yusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI pada pemilihan legislatif tahun 2009 menjadika panggilan tugas yang makin berat bagi Sudi Silalahi. Keterampilannya, dedikasi, loyalitas dan kapasotas pengetahuan yang dimilikinya menjadikan ia ditunjuk menjadi Sekretaris Kabinet di era Kabinet Bersatu (KIB) I periode 2004-2009. Tugas menjadi Sekretaris tidaklah ringan, ia harus bertanggungjawab dalam memberikan dukungan teknis dan administrasi dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintah, pengetahuan, dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program pemerintah.
Untuk menunaikan ttugas yang berat itu, naluri semangat kerja kerasnya telah mendorongnya untuk membangun tata kelola organisasi Sekretariat Kabinet (Setkab)yang optimal. Secara internal Sudi mengedepankan pol kepemimpinan yang efektif, efisien, dan bertanggung jawab. Semasa menjabat sebagai Seskab, Sudi Silalahi antara lain memberikan perhatian besar pada peningkatan kualitas pelayanan administrasi umum di bidang keuangan, perlengkapan, ketatausahaan, dokumentasi, dan perpustakaan. Berbekal penglaman dan wawasan pengetahuannya yang cukup luas, serta didukung komitmen dan kerja kerasnya, kepemimpinan Sudi telah membuahkan kualitas pengelolaan keuangan kelembagaan dan kearsipan yang prestisius. Selama dalam kepemimpinannya, pengelolaan keuangan Setkab berhasil meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pada ranah pengelolaan arsip, Setkab meraih peringkat kedua tingkat nasional terbaik dalam sistem pengarsipan surat dan dokumen dari lembaga Arsip Nasional Rebublik Indonesia (ANRI).
Menjadi Menteri Sekretaris Negara
            Keberhasilan memimpin Sekretaris Kabinet dalam Kabinet Indonesia Bersatu Pertama, dipastikan menjadi alasan kuat bagi Presiden SBY yang terpilih kembali untuk memberinya kepercayaan yang lebih besar dalam Kabinet Indonesia Bersatu Kedua, yaitu sebagai Sekretaris Negara. Kepada seluruh staf bawahannya, Sudi memperkenalkan empat kredo yaitu, cermat, lengkap, cepat, dan akuntabel. Dengan keempat kredo itu, Sudi mempimpin langsung pelaksanaan program 100 hari Kementrian Sekretariat Negara. Dalam 100 hari seluruh target capaian yang ditugaskan berhasil dilaksanakan dengan baik.
            Sebagai sosok menteri yang berasal dari kalangan professional (nonpartai) dan karakter nasionalis yang sangat kental dan melekat, Sudi paham betul bahwa tugas yang diembannya hanya untuk rakyat, bangsa dan negara. Oleh karena itu, Sudi Silalahi tidak ragu dalam menyikapi secara lugas berbagai isu yang sempat menerpa dirinya. Beberapa isu anatar lain, kasus renovasi pagar halaman dan pemasaran/pengadaan security system di lingkungan istana presiden dan wapres, pengadaan mobil dinas pejabat tinggi negara, dan pengadaan pesawat keprisidenan.
Kepada kalanngan DPR dan masyarakat luas, Sudi menegaskan bahwa seluruh kegiatan itu, benar-benar dilaksanakan dengan sangat transparan . Dengan anggaran yang dimanfaatkan sepenuhnya dapat dipertanggungjawabkan. Ia menyampaikan tanggapan dan opini dalam nuansa yang konstruktif dan mencerahkan. Pada kasus pengadaan pesawat kepresidenan, ia menjelaskan besarnya anggran negara yang bisa hemat, yang mencapai kisaran lebih dari Rp 100 Milyar pertahun bila memiliki pesawat kepresidenan. Sudi tidak lupa mengulas pentingnya nilai kebanggan nasional bila Presiden RI memiliki pesawat kepresidenan sendiri. Tentu saja Sudi juga menyinggung unsure efisiensi, karena pengadaan pesawat kepresidenan itu dapat dimanfaatkan untuk presiden selanjutnya.
Aspek lainnya yang menjadi pusat perhatian Sudi Silalahi adalah penataan asset-aset negara. Pandangan Sudi dalam konteks mempertahankan asset negara yang harus dimenangkan dengan perjuangan yang habis-habisan tanpa kompromi.sudi merombak tim di lingkungan Sekretariat Negara yang bertanggung jawab pada penataan asset negara, juga terus mengupayakan untuk dilakukan renegosiasi atas berbagai perjanjian kerja sama pada pemanfaatan asset negara, utamanya untuk sejumlah perjanjian kerja sama yang dinilai nyata-nyata merugikan negara. Sudi tidak berhenti menjalin hubungan dengan semua pihak terkait, serta berinteraksi positif dengan Komisi II DPR RI, untuk bersama-sama mencegah pengelolaan asset yang dapat merugikan negara, apalagi yang sampai melibatkan hilangnya asset negara.

Singkatan Riwayat Hidup
Letjen TNI (Purn) H. Sudi Silalahi

I.                    Pendidikan
1.      Militer
a.      AKABRI                                                            Tahun 1969-1972
b.      SUSSARCAB IF                                                 Tahun 1973
c.       SUSDANKI                                                        Tahun 1976
d.      SUSPASTAF                                                      Tahun 1980
e.      SUSLAPA IF                                                      Tahun 1982-1983
f.        SUSPANUBIKA                                                 Tahun 1984
g.      SESKOAD                                                         Tahun 1987-1988
h.      STAF COLLEGE MALAYSIA                               Tahun 1990
i.        SESKO ABRI                                                     Tahhun 1994
2.      Pendidikan Khusus
LEMHANAS (KSA IX)                                              Tahun 2001
II.                  Penugasan Operasi
Operasi Seroja                                                                        Tahun 1977-1978
III.                Penugasan ke Luar Negeri
1.      Dik Staff College                                                   Malaysia Tahun 1990
2.      KKLN                                                                      Mynmar Tahun 1994
3.      Seminar                                                                 Philipina Tahun 1999
4.      Delegasi RI Perundingan RI-GAM                         Jenewa Tahun 2002
5.      Kunjungan ke berbagai Negara                            Asia, Afrika, Amerika
Mendampingi Presiden RI                                    Eropa, Timur Tengah, Australia (35 Negara)
IV.               Riwayat Kepangkatan
1.      Letda                                                                     TMT 01- 12- 1972
2.      Lettu                                                                      TMT 01- 01- 1975
3.      Kapten                                                                   TMT 01- 07- 1978
4.      Mayor                                                                   TMT 01- 04- 1983
5.      Letkol                                                                    TMT 01- 04- 1989
6.      Colonel                                                                  TMT 01- 04- 1995
7.      Brigjen TNI                                                                        TMT 01- 04- 1996
8.      Mayjen TNI                                                           TMT 01- 07- 1998
9.      Letjen TNI                                                              TMT 01- 03- 2002
V.                 Riwayat Jabatan
1.      Danton Yonif 141 Dam II/SWj                               Tahun 1973
2.      Pasi Kasi 2 Brigif 8/Garuda Merah                       Tahun 1976
3.      Dankima Brigif 8/Garuda Merah                         Tahun 1978
4.      Kasi 4 Yonif 144/JY                                                Tahun 1980
5.      Kasi 2 Yonif 144/JY                                                Tahun 1981
6.      Gumil Gol VI Pusif AD                                           Tahun 1983
7.      Dansat Susdanki                                                    Tahun 1983
8.      Wadan Satdik Sussarcab IF                                   Tahun 1984
9.      Dan Secapa Regif                                                  Tahun 1985
10.  Dan Sekalihpa TNI AD                                           Tahun 1986
11.  Kasi Ter Rem 072/PMK                                         Tahun 1988
12.  Pabandya Ops Sopsdam IV/Dip                            Tahun 1988
13.  Dandim 0714/STG                                                 Tahun 1991
14.  Waas Ops Kasdam IV/Dip                                     Tahun 1992
15.  Sespri Kassospol ABRI                                           Tahun 1995
16.  Sahli Pangab Bid Inbang                                       Tahun 1996
17.  Waas Sospol Kassospol ABRI                                 Tahun 1996
18.  Kasdam Jaya                                                         Tahun 1997
19.  Assospol Kassospol ABRI                                       Tahun 1998
20.  Askomsos Kaster TNI                                             Tahun 1998
21.  Pangdam V/ Brawijaya                                         Tahun 1999
22.  Sesmenko Polkam                                                 Tahun 2001
23.  Sekretaris Kabinet RI                                            Tahun 2004-2009
24.  Menteri Sekretaris Negara RI                              Tahun 2009-Sekarang
VI.               Tanda Jasa/Kehormatan
1.      S.L. Seroja
2.      S.L. Dwidyasistha
3.      S.L. Kesetiaan XXIV Thn
4.      Bintang Kartika Eka Paksi Nararya
5.      Bintang Kartika Eka Paksi Pratama
6.      Bintang Yudha Dharma Nararya
7.      Bintang Yudha Dharma Pratama
VII.             Memasuki Pensiun (Purnawirawan)                         1 Agustus 2004

DAFTAR PUSTAKA
Ritonga, HM. Azis, 2011, Jenderal Batak dari Tanah Jawa, Jakarta: Pustaka Bina Imtaq.

2 komentar:

  1. trimakasih gan sudah berbagi ilmu sangat bermanfaat sekali
    thank's buat artikelnya,,

    BalasHapus
  2. PERJALANAN YG PANJANG MENCAPAI KESUKSESAN..
    TERIMAKSIH BAPAK...SEMOGA BAPAK SEHAT-SEHAT DAN PANJANG UMUR.GB

    BalasHapus