Rabu, 20 April 2016

PELATIHAN MANAJEMEN TK DI CIBINONG DLM RANGKA PKM DOSEN Dr. Desi Rahmawati, M. Pd dkk










BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Salah satu jenis pendidikan menurut UU No.20 Tahun 2003 adalah Pendidikan Prasekolah. Pendidikan prasekolah diselenggarakan untuk membantu meletakkan dasar pengembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta  di luar lingkungan keluarga bagi anak usia dini sebelum masuk  pendidikan dasar. Pada usia tersebut merupakan masa yang sangat menentukan bagi pertumbuhan dan perkembangan  anak selanjutnya. Selain itu dalam masa ini anak tersebut berada pada usia peka untuk menerima rangsangan yang cukup baik, terarah, dan didorong ke tingkat pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga diharapkan kemam-puan  dasar anak dapat berkembang dan tumbuh secara baik dan benar. Oleh karena pendidikan dini bagi anak usia prasekolah sangat penting dan sangat menentukan dikemudian hari.
Taman Kanak-Kanak dan PAUD pada umumnya dikelola oleh masyarakat, baik yang berada di bawah Yayasan, Perhimpunan, maupun Lembaga Swadaya Masyarakat. Dalam kenyataannya banyak pengelola TK dan PAUD yang tidak memiliki latar belakang pendidikan dalam bidang pendidikan maupun pendidikan anak usia dini. Hal ini membawa dampak terhadap hasil pengelolaan pendidikannya.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh pengelola TK dan PAUD adalah komptensi dalam bidang Manajemen Pendidikan. Meskipun dalam tataran yang sederhana kemampuan manajemen pendidikan akan berpengaruh terhadap efektifitas pengelolaan TK dan PAUD, yang pada gilirannya akan mempengaruhi keberadaan lembaga tersebut di masa yang akan datang.
Mungkin sebagian kecil pengelola TK dan PAUD ada yang memiliki latar belakang manajemen pendidikan, atau sebagian kecil lainnya pernah pula mendapatkan Pelatihan tentang Manajemen Pendidikan. Namun mungkin sebagian  besar lainnya tidak memiliki latar belakang tersebut dan tidak pernah pula mendapatkan Pelatihan Manajemen Pendidikan. Oleh karena itu dalam rangka melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, sekaligus  mencari solusi terhadap masalah rendahnya kualitas pengelolaan TK dan PAUD, maka dilaksanakanlah kegiatan Pelatihan Manajemen Pendidikan bagi Pengelola TK dan PAUD di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor tahun 2015.

B.  Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan  masalah sebagai berikut: Bagaimana upaya meningkatkan kualitas pengelolaan melalui pelatihan manajemen pendidikan?

C.      Tujuan
Pelatihan Manajemen Pendidikan bagi Pengelola Taman Kanak-kanak dan PAUD ini bertujuan:
1.      Menganalisis jenis-jenis kebutuhan Manajemen Pendidikan di Taman Kanak-kanak dan PAUD
2.      Meningkatkan kompetensi Pengelola Taman Kanak-kanak dan PAUD dalam bidang Manajemen Pendidikan
3.      Meningkatkan komtensi Pengelola Taman Kanak-Kanak dalam Kompetensi kepemimpinan Pendidikan

D.      Manfaat
Dengan terlaksananya kegiatan ini, diharapkan memberi manfaat kepada beberapa pihak yaitu:
1.      Bagi Fakultas Ilmu Pendidikan  (FIP) UNJ,  kegiatan ini bermanfaat sebagai manifestasi dari pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat.
2.      Bagi penulis dan kawan-kawan panitia, kegiatan ini bermanfaat sebagai wahana dalam menerapkan sebagian pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, untuk dapat dinikmati oleh masyarakat dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
3.      Bagi para pengelola Taman Kanak-kanak dan PAUD dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang Manajemen  pendidikan.
 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Pengertian
Istilah manajemen pada saat ini sudah terkenal di Indonesia, baik di lembaga pendidikan, perusahaan, lembaga negara, maupun organisasi lainnya bahkan masyarakat luas. Hampir semua lembaga tersebut menyadari arti penting ilmu manajemen yang di terapkan guna memperlancar kegiatan yang dilaksanakan organisasi tersebut.
Terdapat beberapa pendapat mengenai manajemen. Menurut Dubrin “Management refers to the process of using organizational resources to achieve organizational objectives through the functions of planning, organizing and staffing, leading, and controlling.[1] Dikatakan bahwa manajemen mengacu pada proses mendayagunakan seluruh sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi melalui fungsi perencanaan, pengorganisasian, penentuan staf, kepemimpinan dan pengawasan. Kuncinya adalah pada berjalannya kelima fungsi tersebut dalam mendayagunakan seluruh sumber daya organisasi sehingga pada akhirnya dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.  Pendapat yang hampir serupa dikemukakan oleh Daft yang mengatakan bahwa “management is the attainment of organizational goals in an effective and efficient manner through planning, organizing, leading, and controlling organizational resources.”[2] Menurutnya manajemen difokuskan pada pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan seluruh sumber daya organisasi. Kedua definisi tersebut menekankan pentingnya menjalankan fungsi-fungsi yang, mulai dari perencanaan sampai dengan pengawasan ada dalam pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Selanjutnya pendapat William mengenai manajemen adalah “management is getting work done through others. that strategic plans are overall plans”.[3] William mengatakan bahwa manajemen merupakan cara penyelesaian pekerjaan melalui orang lain di mana diawali dengan  perencanaan strategis. Dilengkapi oleh Robbins and Coulter bahwa “management involves coordinating and overseeing the work activities of others so that their activities are completed efficiently and effectively.”[4] Manajemen menyangkut koordinasi dan mengarahkan pekerjaan orang lain sehingga mereka dapat menyelesaikan pekerjaan secara efektif dan efisien. Secara lebihi rinci Hitt et al memberikan definisi terinci mengenai manajemen. Dikatakan bahwa :
Management is the process of assembling and using sets of resources in a goal-directed manner to accomplish tasks in an organization. This definition can be subdivided into its key parts: 1) Management is a process: It involves a series of activities and operations, such as planning, deciding, and evaluating. 2) Management involves assembling and using sets of resources: It is a process that brings together, and puts into use, a variety of resources: human, financial, material, and informational. 3) Management involves acting in a goal-directed manner to accomplish tasks: It is an activity with a purpose and direction. The purpose or direction may be that of the individual, the organization or, usually, a combination of the two. It includes one’s efforts to complete activities successfully and to achieve particular levels of desired results. 4) Management involves activities carried out in an organization: It is a process undertaken in an organization by people with different functions intentionally structured and coordinated to achieve common purposes.[5]

Manajemen memuat beberapa konsep, yaitu: 1) manajemen sebagai sebuah proses yang melibatkan berbagai aktivitas, seperti perencanaan, pengambilan keputusan dan evaluasi. 2) manajemen menggunakan berbagai sumber daya yang digunakan secara bersama-sama. 3) manajemen merupakan serangkaian aktivitas yang mengarah pada pencapaian tujuan, baik tujuan individu maupun tujuan organisasi. 4) manajemen melibatkan orang-orang dengan fungsi-fungsi yang berbeda yang terstruktur dan terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama.
            Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Kreitner yang mengatakan bahwa manajemen merupakan proses bekerja dengan dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi di lingkungan yang selalu berubah, “management is the process of working with and through others to achieve organizational objectives in a changing environment.”[6] Boddy pun mengungkapkan hal yang sama mengenai manajemen, yakni “management is the activity of getting things done with the aid of people and other resources.[7] Dari kedua pendapat para ahli di atas tampak bahwa manajemen merupakan aktivitas mencapai tujuan organisasi dengan dan melalui orang lain.
Pendapat terakhir dikemukakan oleh Daft and Marcic yang  mengatakan bahwa: Management is the attainment of organizational goals in an effective and efficient manner through planning, organizing, leading, and controlling organizational resources. This definition holds two important ideas: (1) the four functions of planning, organizing, leading, and controlling, and (2) the attainment of organizational goals in an effective and efficient manner. Managers use a multitude of skills to perform these functions.[8] Mereka mengambil dua poin penting dalam manajemen, yaitu: 1) manajemen memiliki empat fungsi, yakni perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan, 2) pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien, dan manajer menggunakan berbagai keterampilan untuk menjalankan fungsi-fungsi tersebut.
Selanjutnya definisi manajemen pendidikan, terdapat beberapa ahli yang mendefinisikan mengenai manajemen pendidikan, diantaranya:  Bolam dalam Bush defines educational management as ‘an executive function for carrying out agreed policy’. He differentiates management from educational leadership which has ‘at its core the responsibility for policy formulation and, where appropriate, organizational transformation.[9] Dikatakan bahwa manajemen pendidikan merupakan fungsi eksekutif dalam menjalankan kebijakan. Selanjutnya  Glatter’s dalam Bush mendefinisikan “management studies are concerned with ‘the internal operation of educational institutions, and also with their relationships with their environment, that is, the communities in which they are set, and with the governing bodies to which they are formally responsible.[10] Sedangkan pendapat  Bush sendiri mengenai defnisi manajemen pendidikan adalah “educational management has to be centrally concerned with the purpose or aims of education. Management is directed at the achievement of certain educational objectives.”[11] Dari ketiga pendapat tersebut, dapat di ambil benang merah bahwa manajemen pendidikan merupakan studi yang berfokus pada pencapaian tujuan pendidikan melalui kerjasama antara institusi pendidikan, lingkungan, komunitas dan dengan pihak-pihak yang memiliki tanggung jawab secara formal terhadap pendidikan.
Secara khusus Djam’an Satori memberikan pengertian manajemen pendidikan sebagai keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan adalah suatu proses kerjasama antara dua orang atau lebih dalam rangka mengelola semua aktifitas, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan kegiatan pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

B.     Fungsi-Fungsi Manajemen
1.      Perencanaan
Perencanaan  merupakan fungsi pertama dari manajemen karena setiap fungsi manajemen seperti  pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan pun harus terlebih dahulu direncanakan. Adapun pengertian dari perencanaan ialah “Keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dari pada hal-hal yang akan dikerjakan di masa akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan”.[12] Perencanaan menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai pada masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan itu. Proses perencanaan atau fungsi perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik melalui tiga cara:
a.       Mengetahui sifat-sifat dan ciri-ciri suatu rencana yang baik.
b.      Memandang proses perencanaan sebagai rangkaian perencanaan yang harus dijawab dengan memuaskan.
c.       Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus dipecahkan secara ilmiah.[13]

            Proses perencanaan sebagai rangkaian perencanaan dapat dijawab dengan memuaskan bila pertanyaan-pertanyaan pokok perencanaan dapat terjawab berdasarkan pada keterangan-keterangan, data dan fakta. Pertanyaan-pertanyaan pokok dalam perencanaan dikenal dengan perumusan 5 W + 1 H.
a.       What (apa), menjawab pertanyaan apa yang menjadi tujuan, apa yang akan dikerjakan setiap organisasi.
b.      Why (mengapa), menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan waktu, bilamana atau kapan tujuan itu akan mulai dikerjakan.
c.       When (kapan), menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan waktu, bilamana atau kapan tujuan itu akan mulai dikerjakan.
d.      Where (di mana), menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan tempat dimana organisasi itu didirikan dengan pertimbangan faktor ekonomis.
e.       Who (siapa), menjawab pertanyaan siapa yang harus melaksanakan baik untuk manajemennya maupun untuk tenaga pelaksananya.
f.       How (bagaimana), menjawab pertanyaan tentang bagaiman cara melaksanakannya, menjawab pertanyaan tentang metode kerja  yang akan dipergunakan.[14]

Pemecahan masalah secara ilmiah dalam proses perencanaan dilakukan secara sistematis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Masalah/ usaha/ tujuan yang akan direncanakan telah jelas serta dirumuskan.
b.       Mengumpulkan data, informasi dan fakta yang diperlukan secukupnya.
c.       Informasi serta hubungan-hubungannya dianalisa dan diklasifikasikan
d.      Menetapkan perencanaan, kesimpulan dan hambatan-hambatan serta hal-hal yang mendorong.
e.       Menentukan sejumlah alternatif.
f.        Memilih keputusan yang terbaik dari altenatif-alternatif yang ada.
g.       Menetapkan urutan-urutan dan penetapan waktu secara terperinci bagi rencana yang diusulkan.
h.       Melaksanakan pemeriksaan tentang kemajuan rencana yang diusulkan.[15]

Faktor manusia memegang peranan penting dalam perencanaan karena ia merupakan pemikir, perencana sekaligus pelaksana. Dengan perencanaan sebagai alat maka para manajer dapat menyelesaikan urusan dan permasalahannya dengan baik. Soewarno menyatakan bahwa rencana digolongkan sesuai dengan tingkat-tingkat manajemen dimana rencana itu dilaksanakan (hierarkhi perencanaan) yaitu: 1. Tujuan, 2. Strategi, 3. Kebijaksanaan, 4. Prosedur, 5. Anggaran, 6. Rencana proyek, 7. Rencana fungsional.[16]
Dari keseluruhan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa perencanaan ini penting, karena di dalamnya digariskan secara jelas dan tepat tujuan-tujuan baik jangka panjang maupun jangka pendek serta ditetapkan pula apa saja yang harus dilakukan agar tujuan-tujuan tersebut dapat tercapai.
2.      Pengorganisasian
            Pengorganisasian merupakan tugas dalam melaksanakan tugasnya menggerakkan organisasi, maka organisasi lebih bersifat statis sedangkan pengorganisasian merupakan suatu aktivitas yang bersifat dinamis.
            Definisi pengorganisasian sebagai fungsi organik menajemen ialah: “Keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa, sehingga tercipta suatu organisasi yang digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam pencapaian tujuan.” [17]
            Organisasi sebagai alat administrasi dan manajemen dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu:
a.       Organisasi sebagai tempat di mana kegiatan-kegiatan administrasi dan manajemen dijalankan bersifat relatif statis.
b.       Organisasi sebagai proses sifatnya lebih dinamis, karena memperhatikan interaksi antara orang-orang di dalam organisasi itu.
Maka untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pencapaian tujuan organisasi, maka pengorganisasian mengandung manfaat antara lain:
a.       Dengan adanya organisasi maka setiap bagian akan selalu merasa dalam wadah yang sama yakni organisasi.
b.       Antara bagian satu dengan bagian yang lain dapat diketahui dengan jelas batas-batas wewenang dan tanggung jawabnya.
c.        Dengan adanya struktur organisasi, dapat diketahui jalur hubungan kerja, baik yang sifatnya vertikal maupun horizontal.
Pada proses pengorganisasian mencakup berbagai rangkaian kegiatan yang diawali pada orientasi atas tujuan yang direncanakan atau yang akan dicapai dan diakhiri pada saat kerangka organisasi yang tercipta dilengkapi dengan prosedur dan metode kerja, kewenangan, personalia serta peralatan yang diperlukan. Namun ada empat aspek utama dalam proses pengorganisasian yaitu “Pembagian kerja, departemenisasi, koordinasi dan rentang manajemen”.[18]

3.      Penggerakkan
Penggerakkan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen yang berkaitan erat dengan manusia. Menurut Malayu penggerakkan adalah: “Hubungan antara aspek-aspek individu yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan untuk dapat dimengerti dan pembagian kerja yang efektif, dana yang efisien untuk tujuan organisasi yang nyata”.[19]
Efektivitas sebuah organisasi ditentukan oleh keterampilan seorang manajer dalam menjalankan dan menggerakkan suatu organisasi. Adapun pokok-pokok masalah yang akan dibahas dalam fungsi penggerakkan ini adalah:
a.       Perilaku manusia (human behaviour)
Faktor-faktor manusia dan perilaku manusia perlu dipahami oleh seorang manajer dalam membina kerja sama, mengarahkan dan mendorong kegairahan kerja para bawahannya.
b.      Motivasi (motivation)
Fungsi dan kegiatan motivasi paling erat hubungannya dengan unsur manusia diantara fungsi-fungsi yang terdapat dalam manajemen. Tujuan pokok motivasi ialah menggerakkan dan mengerahkan semua potensi tenaga kerja manusia secara maksimal dan seefisien mungkin ke arah pencapaian tujuan organisasi.[20]
Ada beberapa defenisi mengenai motivasi, menurut Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan mengungkapkan bahwa motivasi adalah: “Proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita iginkan”.[21] Sedangkan menurut Soewarno Handayaningrat motivasi adalah: “Pemberian dorongan dan usaha untuk mencapai pemuasan keinginan atau sasaran”.[22] Maka dari kedua defenisi tersebut dapat dikatakan bahwa motivasi ialah sebuah pendorong di mana pendorong tersebut dapat ditimbulkan dari siapa saja terhadap seseorang dan orang tersebut dapat terpengaruh dan tergerak untuk melakukan sesuatu.

4.      Pengawasan (Controlling)
Menurut Mc. Farland definisi pengawasan ialah: “Suatu proses di mana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan bawahan sesuai dengan rencana, perintah atau kebijaksanaan yang telah ditentukan”.[23] Pengawasan dapat dilakukan dengan mempergunakan cara-cara sebagai berikut:
a.       Pengawasan langsung
Pengawasan ini dilakukan secara langsung oleh manajer pada waktu kegiatan-kegiatan sedang berjalan. Pengawasan langsung ini dapat dilakukan dengan cara inspeksi langsung, observasi di tempat yang berarti juga penyampaian keputusan di tempat bila diperlukan.
b.      Pengawasan tidak langsung
Pengawasan ini dilakukan dari jarak jauh melalui laporan yang disampaikan oleh para bawahan. Laporan itu dapat berbentuk laporan tertulis dan laporan lisan.  
Dalam hal pengawasan seorang pimpinan tidak bijaksana bila menggunakan salah satu pengawasan saja, tetapi lebih bijaksana lagi bila pimpinan dalam organisasi menggabungkan cara pengawasan  langsung dan tidak langsung dalam melaksanakan fungsi pengawasan.
Adapun fungsi pengawasan itu antara lain:
a.       Mencegah penyimpangan-penyimpangan.
b.      Memperbaiki kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan serta   menindak penyalahgunaan jabatan dan penyelewengan.
c.       Mendinamisasikan organisasi serta segenap kegiatan manajemen.
d.      Mempertebal rasa tanggungjawab
e.       Mendidik pegawai dan pelaksana.[24]
     
Adapun sasaran yang ingin dicapai oleh pengawasan yang baik adalah untuk pencegahan dan perbaikan, penyelewengan, kesalahan-kesalahan, perbedaan, ketidaksesuaian, penyimpangan, penyalahgunaan, kesimpangsiuran dan kelemahan dari suatu pelaksanaan tugas dan wewenang. Tujuan utamanya adalah untuk membuat segenap kegiatan manajemen dinamis dan berhasil serta efektif dan efisien.

C.    Komponen-komponen  Manajemen 
Dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam suatu organisasi terdapat komponen-komponen dalam manajemen, adapun yang termasuk dalam komponen-komponen tersebut meliputi:
1.    Man atau orang, orang-orang sebagai tenaga kerja merupakan alat atau faktor pusat, sebab tanpa orang, management tidak mungkin ada dan berjalan.
2.    Money atau Uang, merupakan faktor yang menentukan pula dalam management.
3.    Material atau bahan-bahan, komponen ini juga penting dalam management. Bahan-bahan itu dapat berupa bahan mentah, bahan setengah jadi atau bahan jadi.
4.    Methods atau metode kerja, cara untuk melaksanakan pekerjaan, metode kerja sangat penting untuk berjalan lancarnya suatu usaha.
5.    Machines, merupakan alat yang sangat penting pada zaman modern ini.
6.    Market atau pasar, adalah sangat penting bagi hasil-hasil produksi suatu perusahaan. [25]

Jadi pada dasarnya  suatu organisasi dalam mencapai tujuannya  terdapat beberapa komponen yang saling berkaitan  satu sama lain  yang tidak terpisahkan, komponen tersebut  seperti manusia, uang,  bahan-bahan, metode kerja, mesin-mesin,  serta pasar  untuk  memasarkan hasil-hasil produksi.
Dari semua sarana tersebut di atas, sarana manusialah yang sangat menentukan segala-galanya, sebab itu disebut sebagai faktor sentral. Bagaimanapun banyaknya uang yang dimiliki suatu badan usaha, bagaimanapun banyaknya material atau bahan-bahan yang tersedia, bagaimanapun sempurna/baiknya suatu metode kerja, bagaimanapun komplit/modernnya mesin-mesin yang dimiliki dan juga bagaimanapun luasnya pemasaran yang mungkin dapat dijangkau, jika manusia-manusiannya tidak beres, tidak mempunyai ketrampilan, tidak bermoral, dan sebagainya, maka semuanya akan percuma, tujuan yang telah ditentukan sudah pasti tidak akan tercapai.

D.    Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah

Kepala mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai pemimpin pendidikan di sekolah. Untuk itu, seorang kepala sekolah harus dapat memimpin satuan pendidikan yang dikelolanya. Adapun tugas dan fungsi tersebut adalah: “Kelembagaan, ketenagaan, kurikulum, sarana dan prasarana, keuangan, dan anak didik
Untuk lebih jelasnya maka akan diuraikan sebagai berikut:
1.      Kelembagaan
Dalam membina satuan pendidikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kepala sekolah mendapat pembinaan teknis pengelolaan kelembagaan dari Badan Penyelenggara dan Pembinaan Teknis Edukatif. Sehingga kepala sekolah dapat dengan mudah mengatur dan mengelola lembaga yang dipimpinnya agar dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan lembaga tersebut.
2.      Ketenagaan
Seorang kepala sekolah mempunyai tugas mengkoordinasikan semua tenaga pendidikan yang ada di sekolah tersebut termasuk dengan tenaga administrasi sekolah. Kepala sekolah harus dapat menempatkan guru berdasarkan kemampuan dan keahliannya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya mengajar di kelas. Dengan adanya kegiatan pengaturan dan pengelolaan tenaga pendidikan maka kepala sekolah dapat melakukan kegiatan pengarahan, bimbingan dan pembinaan kepada para guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di sekolah.
3.      Kurikulum
Bersama dengan para guru kepala sekolah menyusun program tahunan pelaksanaan kurikulum dan memimpin terlaksananya kegiatan tersebut dengan memberikan pembinaan dan pengarahan kepada para guru dalam melaksanakan tugasnya.
4.      Sarana dan Prasarana
Bersama dengan tenaga guru yang terkait maka kepala sekolah melakukan pengaturan terhadap penggunaan sarana dan prasarana pendidikan dalam proses belajar mengajar. Dan kepala sekolah menyesuaikan antara sarana pendidikan yang digunakan dengan ketersediaan sarana tersebut di sekolah.
5.      Keuangan
Kepala sekolah melakukan kegiatan pengaturan dan pengelolaan terhadap penggunaan dana pendidikan yang akan digunakan dalam menjalankan program sekolah. Kepala sekolah perlu memperhatikan penggunaan dana tersebut dan melakukan perencanaan tentang sumber dana yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah.
6.      Anak didik
Kepala sekolah perlu melakuan pengaturan terhadap anak didik di sekolah. Kegiatan yang perlu dilakukan adalah merencanaan tentang data anak, pengelompokkan anak dan pengaturan anak ketika berada di sekolah hingga mereka tamat dari sekolah tersebut.
Selanjutnya M. Syafei mengemukakan bahwa tugas pokok kepala sekolah dalam melaksanakan program sekolah meliputi: Menyusun program sekolah, mengadakan evaluasi kegiatan belajar mengajar, menyusun dan melaksanakan program perbaikan sekolah, meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku serta kepribadian, baik bagi diri sendiri maupun tenaga kependidikan lainnya.[26]
Berdasarkan pendapat di atas, maka seorang kepala sekolah perlu melakukan kegiatan menyusun program sekolah, mengadakan evaluasi terhadap keberhasilan para guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, menyusun dan melaksanakan perbaikan terhadap program sekolah yang telah dilaksanakan dan berupaya untuk terus meningkatkan kemampuan para guru.




[1] Andrew J. Dubrin, Essentials of Management (USA: Cengage Learning, 2012), h. 2.
[2] Richard L. Daft, Management (USA: Thomson South Western, 2008), h. 7.
[3] Chuck William, Management (USA: Cengage Learning, 2011), h. 40.
[4] Stephen P. Robbins and Mary Coulter, Management (New Jersey: Prentice Hall, 2012), h. 8.
[5] Michael A. Hitt, J. Stewart Black, and Lyman W. Porter, Management (New Jersey: Prentice Hall, 2012), h. 4.
[6] Robert Kreitner, Management (Boston: Harcourt Publishing, 2009), h. 5.
[7] David Boddy, Management An Introduction (London: Pearson Education, 2008), h. 33.
[8] Richard L. Daft and Dorothy Marcic, Understanding Management (USA: Cengage Learning, 2009), h. 6
[9] Tony Bush, Theories of Educational Leadership and Management (London: Sage Publication, 2003), h. 1
[10]  Ibid., h. 1
[11] Ibid., h. 2.
[12] Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi (Jakarta: PT, Gunung Agung, 2005),  h.5.
[13] Ibid, hh. 111-114.
[14] I.G. Wursanto, Dasar- dasar Manajemen Umum (Jakarta: Pustaka Dian, 2006),  h.92.
[15] Ibid., h. 96
[16] Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Administrasi dan Manajemen (Jakarta: CV Haji Masagung, 1999), h. 12.
[17] Sondang P. Siagian, op.cit, h.116.
[18] T. Hani handoko, Manajemen Edisi II (Yogyakarta: BPFE, 2002),  h.195.
[19] Malayu S.P Hasibuan,  Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah (Jakarta: PT. Gunung Agung, 2006), h. 177.
[20] Heidjachman Ranupandojo, Suad Husnan, Manajemen Personalia (Yogyakarta: BPFE, 2004), h.185.
[21] Ibid, h.185.
[22] Soewarno Handayaningrat, op. cit,  h.83.
[23] Ibid, h. 142.
[24] Darkia Santoso, Perencanaan dan Pengawasan (Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Pendidikan Purnama, 1999), h.57.
[25]  Sukarno,  Pengantar  Administrasi dan Manajemen ( Jakarta:  Rineka, 2008), hal. 79.



[26] M. Syafei, Pedoman Perhitungan Kebutuhan Guru (Jakarta: Proyek PATK, Depdikbud, 1996), h. 2.
BAB III
MATERI DAN METODE

A.      Kerangka Pemecahan Masalah
Kegiatan pelatihan Manajemen Pendidikan bagi Pengelola TK dan PAUD yaitu pertama berupa analisis kemampuan Manajemen Pendidikan bagi para pengelola TK dan PAUD, kedua pelatihan tentang manajemen Pendidikan di Lembaga Pendidikan TK dan PAUD yang meliputi  Kepemimpinan Pendidikan, Manajemen kesiswaan, Manajemen Sarana dan Prasarana dan Manajemen Keuangan Pendidikan.
Kompetensi Manajemen Pendidikan sangat diperlukan bagi pengelola Taman Kanak-Kanak dan PAUD. Sedangkan sebagian besar pengelola Taman Kanak-Kanak dan PAUD tidak memiliki latar belakang pendidikan yang memungkinkan mereka memiliki kompetensi tersebut. Oleh karena itu pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi pengelola TK dan PAUD dalam bidang manajemen pendidikan.

B.       Realisasi Pemecahan Masalah
Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rumusan masalah adalah kegiatan Pelatihan manajemen pendidikan bagi pengelola TK dan PAUD, Kegiatan tersebut dilakukan dalam  2 tahap yaitu:  Pertama, tahap pemberian wawasan dan pengetahuan pada tahap ini peserta diberikan wawasan tentang pengertian manajemen pendidikan secara umum yaitu proses kerjasama antara dua orang atau lebih dalam rangka mengelola semua aktifitas, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan kegiatan pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Juga diberikan pengetahuan bahwa kepemimpinan merupakan inti dari manajemen dimana kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain dan memfasilitasi kebutuhan personal dan kelompok dalam rangka mencapai tujuan bersama. Maka dari itu visi, misi dan tujuan organisasi menjadi kompas yang menentukan arah organisasi. Kedua, tahap melakukan brainstorming. Setelah mendapat pemberian wawasan dan pengetahuan, selanjutnya tahap brainstorming dilakukan di dalam kelompok-kelompok kecil. Pada tahap ini masing-masing peserta berlatih menilai visi dan misi masing-masing sekolah dan selanjutnya melakukan revisi terhadap visi dan misi jika dirasa perlu. Peserta juga mengidentifikasi apakah komponen-komponen yang ada di sekolah sudah di kelola dengan baik.

C.      Khalayak Sasaran
Khalayak Sasaran kegiatan ini adalah para Pengelola TK dan PAUD  yang bertugas di lingkungan Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor, yang dinilai  masih memerlukan pembinaan.

D.      Metode yang digunakan
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini, Pertama dilaksanakan melalui kegiatan pemberian wawasan tentang manajemen pendidikan, pada sesi ini peserta diawali dengan pemberian  wawasan tentang manajemen secara umum, selanjutnya diberikan pemahaman tentang manajemen pendidikan dan komponen-komponen yang harus ada dalam manajemen pendidikan. Kedua melakukan brainstorming dan berlatih menilai visi dan misi masing-masing sekolah dan selanjutnya melakukan revisi terhadap visi dan misi jika dirasa perlu dan mengidentifikasi apakah komponen-komponen yang ada di sekolah sudah di kelola dengan baik.

E.       Waktu dan Tempat Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dilakukan di TK Orange, Kecamatan Cibinong Bogor, pada hari Sabtu, 17 Oktober 2015.





F.       Pihak Yang Telibat
Pihak yang terlibat dalam kegiatan ini, Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Cibinong dan Para Kepala Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Cibinong Bogor.

G.      Kendala dan Pemecahannya
Secara umum tidak ada kendala yang berarti dalam pelatihan ini, gedung yang tersedia cukup representatif untuk menampung peserta pelatihan, LCD dan peralatan pendukung lainnya juga tersedia. Hanya saja untuk menentukan hari pelatihan, butuh waktu yang cukup lama karena harus mensinkronkan jadwal para kepala sekolah agar tidak mengganggu kegiatan di sekolah masing-masing. 

H.      Penilaian
Penilaian penguasaan materi dilakukan dengan pre test dan post test, hasil pre test dilaksanakan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta tentang manajemen pendidikan. Post test digunakan untuk mengetahui daya serap peserta terkait dengan pemahaman manajemen pendidikan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil
Setelah dilakukan pemberian wawasan tentang manajemen pendidikan, maka peserta memahami bahwa manajemen pendidikan merupakan suatu proses mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien melalui kerjasama diantara warga sekolah dan stakeholder sekolah melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan seluruh sumber daya yang dimiliki sekolah. Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi dari manajemen yang menjadi faktor kunci keberhasilan organisasi yang dalam hal ini adalah sekolah. Kepemimpinan merupakan serangkaian proses mempengaruhi, menggerakkan, mendorong dan memberdayakan seluruh daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sumber daya pendidikan terbagi menjadi dua, yaitu: yang tampak (tangible) dan tidak tampak (intangible). Yang tampak yaitu, man, money, material, method, machine, and time. Sedangkan yang tidak tampak yaitu, intellectual capital, social capital, creativity, dan innovation. Seorang pemimpin harus mampu mengembangkan visi dan juga mengarahkan orang-orang yang ada didalamnya untuk mencapai visi.
Visi berisi apa yang akan kita capai di masa depan, apa yang ingin kita miliki di masa depan, dan ingin menjadi apa kita di masa depan. Tanpa visi yang baik dan jelas, organisasi bisa terjebak menabrak-nabrak dan terjebak pada kebuntuan.  Adapun kriteria visi yang bagus diantaranya: menjelaskan arah dan tujuan, sesuai dengan semangat zaman, membangkitkan antusiasme dan komitmen, membangun kebanggaan, mengkristalkan idealisme, membangun nilai kebanggaan, dan memberi nilai bagi kehidupan. Sedangkan misi berisi apa yang harus kita lakukan untuk mewujudkan visi. Misi berupa pernyataan cita-cita organisasi yang harus melibatkan stakeholders dan menjadi dasar bagi perumusan tujuan, sasaran dan program kerja organisasi. Maka dari itu kepala sekolah sebagai pemimpin harus memiliki : kompetensi teknis, kemampuan berpikir strategis, memiliki track record yang baik dalam menjalankan tugas, mampu berkomunikasi, memotivasi, dan melimpahkan kewenangan kepada anggota yang tepat, mampu mengenali dan mengembangkan bakat anggotanya, mampu mengambil keputusan yang sulit dengan cepat dan tepat, dan berkarakter yang menunjukkan kualitas kepribadian pemimpin. Diharapkan dengan terpenuhinya karakteristik sebagai pemimpin, maka mutu sekolah dapat meningkat.
Di samping itu, sekolah juga perlu memenuhi kelengkapan administrasi sekolah. Untuk di PAUD atau TK, administrasi yang harus terpenuhi, antara lain: administrasi umum, administrasi keuangan, administrasi kurikulum, serta administrasi kerjasama lembaga PAUD dengan masyarakat/pemerintah. Administrasi umum terdiri dari administrasi lembaga, administrasi sarana dan prasarana, administrasi anak didik, dan administrasi tenaga pendidik. Dalam administrasi lembaga, yang perlu terpenuhi adalah:
1.      Buku agenda surat masuk
2.      Buku Agenda surat keluar
3.      Buku Tamu
4.      Buku ekspedisi
5.      Buku notula rapat
6.      Buku Kemitraan (kerja sama dengan luar organisasi)
7.      Buku Pedoman teknis penyelenggaraan PAUD
8.      Buku pedoman kurikulum
9.      Kelengkapan dokumen lembaga (Struktur organisasi lembaga, visi, misi lembaga, profil lembaga, surat keputusan pendirian lembaga, akta notaris, AD-ART yayasan, NPWP, surat bukti kepemilikan tanah/bangunan, ijin operasional, SK, kalender akademik, rencana program tahunan dll.)

Selanjutnya yang perlu dipenuhi dalam administrasi sarana dan prasarana meliputi:
1.      Buku inventaris buku perpustakaan guru dan siswa
2.      Buku inventaris APE dalam ruang
3.      Buku inventaris APE luar ruang
4.      Buku inventaris bangunan dan ruang
5.      Buku inventaris perlengkapan PAUD
Untuk administrasi anak didik, aspek-aspek yang harus terpenuhi meliputi:
1.      Formulir pendaftaran
2.      Buku Pendaftaran anak didik baru
3.      Buku induk
4.      Buku absensi
5.      Buku kelompok
6.      Buku pindah kelompok
7.      Buku data kelulusan anak
8.      Buku catatan mutasi anak
9.      Buku  catatan prestasi anak didik
Administrasi pendidik, aspek-aspek yang perlu diperhatikan adalah:
1.      Buku induk/biodata tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
2.      Buku tata tertib pegawai
3.      Buku daftar pembagian tugas mengajar
4.      Buku absensi/daftar hadir
5.      Buku piket tenaga pendidik
6.      Buku catatan prestasi tenaga pendidik
7.      Buku penilaiankinerja
8.      Buku catatan kegiatan penunjang guru
9.      Kumpulan materi seminar, pelatihan dll (kumpulan syair, lagu, doa, permainan, kaset, VCD)


Administrasi keuangan PAUD dilakukan dalam rangka mengatur pemanfaatan dana yang tersedia atau diperoleh dari  semua sumber, sehingga dapat dimanfaatkan secara efektif dan dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan peraturan yang berlaku. Didalamnya meliputi:
1.      Buku Keuangan Operasional Sekolah, digunakan untuk pencatatan operasional harian di sekolah  
2.      Buku Keuangan Yayasan, digunakan untuk pencatatan arus keluar masuk biaya pengembangan program atau layanan mutu lembaga.
3.      Buku Keuangan Operasional Sekolah
4.      Kartu Pembayaran Iuran Anak Didik (SPP) ·
5.      Buku Tanda Terima Honor Guru
6.      Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS)
7.      Buku Tabungan Anak (bila ada)
8.      Buku Keeper Tabungan (per kelas/kelompok)
9.      Buku Keeper Tabungan Sekolah
10.  Buku Tanda Terima Pencairan Tabungan (per kelas/kelompok)
11.  Buku Keuangan Extra Kurikuler (bila ada)
12.  Buku Keuangan Buku/Majalah (bila ada)

Administrasi kurikulum, meliputi:
1.      Buku Rencana Program Pembelajaran Tahunan
2.      Buku Rencana Program Pembelajaran Bulanan
3.      Buku Rencana Program Pembelajaran Mingguan
4.      Buku Rencana Program Pembelajaran Harian
5.      Buku Anecdotal Record. Mencatat kejadian yang “tidak biasa” yang bersangkutan dengan anak didik di sekolah. Memuat : Tanggal, Uraian kegiatan, Solusi yang dilakukan
6.      Buku Evaluasi Anak Didik Harian. Memuat evaluasi yang dilakukan oleh pendidik kepada anak didik dalam kegiatan setiap harinya.
7.       Buku Evaluasi Anak Didik Semester / Tahunan (Laporan Perkembangan Anak).
8.      Portofolio / Hasil Unjuk Kerja Anak Didik.
9.      Buku Konsultasi Orang Tua / Wali Murid.
10.  Buku Konsultasi Orang Tua / Wali Murid. Memuat : Tanggal, Nama Wali Murid, Nama Anak, Permasalahan, Solusi yang diberikan, Tanda Tangan wali murid.
11.  Buku Komunikasi / Penghubung. Memuat : laporan/ pengumuman dari pihak sekolah kepada orang tua
12.  Arsip Rapor Anak Didik
13.  Arsip Ijasah Anak Didik
14.  Arsip Sertifikat/Piagam Anak Didik (bila ada)
15.  Buku Catatan Kesehatan Tumbuh Kembang Anak Didik. Contoh : pemeriksaan dokter, Berat/tinggi badan anak, Imunisasi, Vitamin, dll
16.  Buku Kegiatan Ekstra Kurikuler (bila ada)
Setelah mendapat pemberian wawasan dan pengetahuan tentang manajemen pendidikan, selanjutnya dilakukan brainstorming dengan membuat kelompok-kelompok kecil. Pada tahap ini masing-masing peserta menilai visi dan misi yang ada di sekolahnya bersama anggota kelompoknya dan melakukan revisi terhadap visi dan misi jika dirasa perlu ada perbaikan. Pada tahap ini peserta melakukan langkah-langkah sesuai dengan tahapan dalam menyusun visi dan misi sekolah. Berikut cara menetapkan visi dan misi sekolah:
Menetapkan visi dan misi sekolah merupakan salah satu tugas kepala sekolah. Visi dan misi sekolah merupakan tahap awal bagi sekolah tersebut dalam pembuatan rencana pengembangan sekolah lima tahun ke depan.
A.    Visi Sekolah
RambuRambu Merumuskan Visi Sekolah:
1.      Mempunyai indikator yang jelas misalnya: keunggulan prestasi akademik dan nonakademik.
2.      Sesuai konteks daerah, sekolah, dan visi yayasan.
3.      Berkepribadian, nasionalisme, budaya nasional/Indonesia.
4.      Menggambarkan harapan masa depan.
5.      Perkembangan era globalisasi .
6.      Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
7.      Dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan.

Contoh Visi Sekolah
1.      Mengukir Prestasi Tinggi, Piawai Mengasah Budi Pekerti.
2.      Berprestasi dan Berbudi Pekerti.
3.      Berkualitas Berwawasan IMTAQ dan IPTEK.
4.      Unggul dalam Kelembagaan dan Prestasi dilandasi Iman dan Taqwa.
5.      Berprestasi, berbudaya, berdasarkan iman dan taqwa.
6.      Unggul dalam standar nasional pendidikan berdasarkan keimanan dan taqwa.
7.      “TAMAN BUDAYA” (Berprestasi Beriman Berbudi Berbudaya dan Dapat Dipercaya)
8.      Berprestasi disertai Iman dan Taqwa.
9.      ”TAQSIMANTRA”(Bertaqwa Berprestasi Beriman dan Terampil).

IndikatorIndikator Visi Sekolah:
1.      Indikator : ciri, tanda, unsur yang ada, spesifikasi, dan sebagainya.
2.      Ramburambu: kata unggul, adanya proses kenaikan, adanya perbandingan, konotasi sempurna, canggih, komplit, bermutu, dan sebagainya. Misalnya dengan awalan kata: Tumbuhnya, Unggul, Tangguh, Berprestasi, Meningkatnya, Terwujudnya...”

Contoh Indikator Visi:
1. Unggul dalam SDM pendidikan
2. Unggul dalam prestasi akademik
3. Unggul dalam pengembangan kurikulum
4. Unggul dalam proses pembelajaran
5. Unggul dalam kelulusan
6. Unggul dalam sarana prasarana pendidikan
7. Unggul dalam media pembelajaran
8. Unggul dalam kelembagaan sekolah
9. Unggul dalam manajemen sekolah
10. Unggul dalam penggalangan pembiayaan pendidikan
11. Unggul dalam prestasi nonakademik
12. Unggul dalam Imtaq.

B.     Misi Sekolah
Misi mengacu kepada indikator bisa lebih dari satu misi, tetapi harus dapat benang merah dengan misi. Redaksinya operasional, terukur, kata kerja, dan lainlain. Mengacu pada indicator butir (1) tentang “unggul dalam pengembangan kurikulum “misinya antara lain:
1. Melaksanakan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran
2. Melaksanakan pengembangan perangkat pembelajaran silabus
3. Melaksanakan pengembangan sistem penilaian
4. Melaksanakan diversifikasi kurikulum pendidikan, dan
5. Melaksanakan pengembangan kurikulum muatan lokal

Contoh lain:
1. Melaksanakan inovasi dalam pembelajaran
2. Melaksanakan pengembangan keorganisasian sekolah
3. Melaksanakan pengembangan fasilitas sekolah
4. Melaksanakan pengembangan pembiayaan pendidikan
5. Melaksanakan pengembangan SDM pendidik dan tenaga kependidikan
6. Melaksanakan pengembangan manajemen sekolah
7. Melaksanakan pengembangan otonomi sekolah
8. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang olahraga
9. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang wiyata mandala
10. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang kesehatan sekolah
11. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang kesenian
12. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang pramuka
13. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang KIR
14. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang agama
15. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang keterampilan
16. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang kerajinan, dan
17. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang tatakrama.
Dari hasil brainstorming tersebut diperoleh berbagai masukan dari kelompok. Secara umum visi dan misi yang dimiliki sekolah sudah memuat bebrapa kriteria yang ada, hanya saja visi dan misi yang sudah dibuat belum sepenuhnya terinternalisasi dalam diri seluruh warga sekolah sehingga masih perlu dilakukan komunikasi oleh kepala sekolah kepada seluruh warga sekolah akan pentingnya memahami visi dan misi sebagai pedoman pencapaian tujuan sekolah.

B.       Pembahasan
Dalam melaksanakan pelatihan manajemen pendidikan, para kepala sekolah mendapat pengetahuan baru tentang manajemen pendidikan, sebelum pelatihan para peserta yang dalam hal ini kepala sekolah berpendapat bahwa materi tentang manajemen pendidikan yang didalamnya memuat tentang kepemimpinan pendidikan dan cara menyusun visi dan misi sekola merupakan hal yang baru bagi mereka yang tidak didapat dari dinas pendidikan, sehingga mereka menyambut baik pelatihan ini dan bersemangat mengikutinya dari awal hingga selesai. Sebelumnya mereka memahami bahwa kegiatan manajemen hanya berisi kegiatan administratif berupa pemenuhan komponen-komponen pendukung pendidikan, seperti kelengkapan surat menyurat dan berbagai buku agenda. Akan tetapi setelah mendapatkan pelatihan, ternyata surat menyurat dan berbagai kelengkapan teknis hanyalah bagian kecil dari kegiatan manajemen yang bersifat administratif. Sedangkan manajemen pendidikan lebih dari sekedar pemenuhan administrasi sekolah.
Dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen, kepemimpinan merupakan inti dari keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Karena tujuan utama kepemimpinan adalah mewujudkan tujuan standar kompetensi lulusan yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab. Maka dari itu tugas kepala sekolah abad 21 adalah: menetapkan dan mengkomunikasikan visi dan misi sekolah, mengkoordinir kurikulum, melakukan supervisi dan pemotivasian kepada guru, memantau kemajuan anak didik, dan membangun iklim pembelajaran yang positif. Sehingga tuntutan kepala sekolah sebagai pemimpin adalah: memahami visi dan misi sekolah, mampu mengambil keputusan, mampu berkomuikasi, memahami kondisi pendidik dan tenaga kependidikan, memahami kondisi peserta didik, dan menerima masukan, kritik dan saran.
Maka dari itu keberadaan visi dan misi sekolah bukanlah hanya sebagai pajangan semata, akan tetapi harus terinternalisasi dalam diri setiap anggota. Selain itu visi dan misi tidak hanya difahami oleh kepala sekolah, akan tetapi perlu difahami bersama oleh seluruh warga sekolah sebagai kompas dalam penyelenggaraan pendidikan yang pada akhirnya kita akan mencapai tujuan sesuai visi dan misi sekolah yang ditetapkan secara bersama-sama, bukan hanya dibuat oleh yayasan atau kepala sekolah, tetapi juga dengan melibatkan komite sekolah. Sehingga semua merasa memiliki dan berusaha untuk mencapainya secara bersama-sama.
 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Pelatihan manajemen pendidikan merupakan kegiatan memberikan wawasan dan keterampilan kepada kepala sekolah tentang pelaksanaan manajemen dan kepemimpinan pendidikan di mana manajemen pendidikan merupakan suatu proses kerjasama diantara warga sekolah dan stakeholder sekolah melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan seluruh sumber daya yang dimiliki sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi dari manajemen yang menjadi faktor kunci keberhasilan organisasi yang dalam hal ini adalah sekolah. Kepemimpinan merupakan serangkaian proses mempengaruhi, menggerakkan, mendorong dan memberdayakan seluruh daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Seorang pemimpin harus mampu mengembangkan visi dan juga mengarahkan orang-orang yang ada didalamnya untuk mencapai visi.
Visi berisi apa yang akan kita capai di masa depan, apa yang ingin kita miliki di masa depan, dan ingin menjadi apa kita di masa depan. Tanpa visi yang baik dan jelas, organisasi bisa terjebak menabrak-nabrak dan terjebak pada kebuntuan. Sedangkan misi berisi apa yang harus kita lakukan untuk mewujudkan visi. Misi berupa pernyataan cita-cita organisasi yang harus melibatkan stakeholders dan menjadi dasar bagi perumusan tujuan, sasaran dan program kerja organisasi.
Setelah mendapat pemberian wawasan dan pengetahuan tentang manajemen pendidikan, selanjutnya dilakukan brainstorming dengan membuat kelompok-kelompok kecil. Pada tahap ini masing-masing peserta menilai visi dan misi yang ada di sekolahnya bersama anggota kelompoknya dan melakukan revisi terhadap visi dan misi jika dirasa perlu ada perbaikan. Pada tahap ini peserta melakukan langkah-langkah sesuai dengan tahapan dalam menyusun visi dan misi sekolah.

B.     Saran
Kegiatan pelatihan manajemen pendidikan  membutuhkan waktu yang cukup panjang, karena kegiatan ini memerlukan proses pemahaman dan juga keterampilan dalam mengaplikasikan konsep manajemen pendidikan ke dalam praktek manajemen di sekolah masing-masing.
Kepada para kepala sekolah untuk inisiatif menggali informasi yang lebih banyak tentang manajemen pendidikan berikut aplikasinya, Selain itu kepala sekolah juga tidak perlu segan untuk melakukan peninjauan ulang terhadap visi dan misi sekolah di mana beberapa sekolah, visi dan misi sekolah dibuat oleh yayasan dan tidak melibatkan kepala sekolah dan komite sekolah. Maka dari itu kepala sekolah melakukan pendekatan persuasif kepala ketua yayasan untuk meninjau ulang visi dan misi yang sudah ada, dan melakukan perbaikan jika dirasa perlu dilakukan perbaikan sesuai dengan perubahan tuntutan zaman.   
Kepala UPTD pendidikan kecamatan cibinong perlu memberikan pelatihan yang memungkinkan kepala sekolah dan para guru untuk melakukan inovasi-inovasi dan selalu update terhadap informasi-informasi terbaru, sehingga sekolah tidak diibaratkan menara gading yang tidak mampu mengikuti perkembangan yang terjadi di masyarakat.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar